Waspada! Kaki Kesemutan Gejala Neuropati Diabetik, Ini Pengobatannya

ADVERTISEMENT

Waspada! Kaki Kesemutan Gejala Neuropati Diabetik, Ini Pengobatannya

Sponsored - detikHealth
Kamis, 22 Des 2022 21:21 WIB
Ilustrasi kesemutan
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Rasa kesemutan sangat umum terjadi pada setiap orang. Penyebabnya pun beragam, seperti peredaran darah yang tidak lancar ataupun gangguan pada saraf.

Namun, apabila rasa kesemutan dan baal pada kaki sering terjadi, Anda perlu menanggapinya dengan serius. Terlebih jika Anda memiliki faktor risiko diabetes. Faktanya, sebanyak 40 persen penderita neuropati umumnya dipicu oleh diabetes yang dikenal dengan istilah neuropati diabetik.

Dokter Spesialis Neurologi dari Mayapada Hospital, dr. Manfaluthy Hakim, Sp.N (K) pada keterangan tertulisnya baru-baru ini menjelaskan neuropati diabetik adalah gangguan pada saraf tepi. Adapun sejumlah fungsi yang dapat dilakukan saraf tepi antara lain seperti fungsi motorik untuk gerak, sensorik untuk merasakan sensasi, dan fungsi otonom yang mengatur secara otomatis fungsi organ tertentu.

Lebih lanjut, dr. Manfaluthy menjelaskan gangguan pada saraf tepi ini memang memiliki banyak penyebab.

"Sekitar 70 persen neuropati disebabkan diabetes. Maka seseorang jika memiliki riwayat diabetes, harus perhatikan dan cek kesehatan. Karena komplikasinya mengarah pada sistem saraf," tutur dr. Manfaluthy dalam keterangan tertulis, Kamis (22/12/2022).

Memahami Faktor dan Penyebab Gangguan Saraf Tepi

Terdapat beberapa faktor pemicu terjadinya gangguan pada saraf tepi. Pertama, kebiasaan masyarakat dalam penggunaan gadget atau HP yang terlalu lama. Kebiasaan yang dilakukan secara statis dan dalam waktu lama menyebabkan saraf terganggu dan cedera.

"Masyarakat kita terbiasa bermain HP, statis dalam waktu lama berbulan-bulan sehingga menyebabkan saraf cedera. Paling banyak di area tangan," paparnya.

"Kedua, paling banyak adalah disebabkan diabetes atau gangguan metabolik. Dan 70 persen pasien diabetes umumnya mengalami neuropati," sambungnya.

Ketiga, gangguan saraf tepi dapat disebabkan karena nutrisi yang kurang atau defisiensi vitamin B.

"Dan prevalensi pasien saat ini mulai bergeser ke usia muda sekitar 30-40 tahun. Namun rata-rata tetap di atas usia 40 tahun," ujarnya.

Selain diabetes, neuropati juga bisa diakibatkan oleh faktor genetik, peradangan saraf akibat respons autoimun, merokok, dan konsumsi alkohol yang berlebih. Sementara itu, neuropati diabetik berisiko tinggi menyerang pengidap diabetes yang tidak menjaga kadar gula darah, memiliki berat badan berlebih, mengalami gangguan ginjal, dan sudah mengidap diabetes dalam waktu lama.

Gejala Awal yang Perlu Diwaspadai

Pada awalnya, Anda akan merasakan kesemutan diikuti dengan rasa baal pada kaki yang dapat disertai rasa kram.

"Kesemutan dulu lalu kemudian timbul rasa baal, kemudian tak berasa, lalu sampai terjadi kram pada kaki. Rasa kesemutan dimulai di kaki dan bisa mengenai kedua kaki," ucap dr. Manfaluthy.

Pada pasien diabetes, gejala awal umumnya bersifat sistemik. Neuropati menyerang kedua kaki, terutama pada ujung-ujung kaki, di jari, dan telapak kaki.

Diagnosis dan Cara Pengobatan Neuropati Diabetik

Ada beberapa jenis neuropati diabetik, yaitu mononeuropati, neuropati otonom, femoral neuropathy, dan neuropati perifer. Jenis-jenis ini menjelaskan bahwa gejala neuropati diabetik bergantung pada lokasi saraf yang mengalami kerusakan.

Umumnya, pengidap neuropati diabetik akan merasakan kesemutan atau mati rasa, disertai rasa sakit seperti terbakar ataupun terkena benda tajam. dr. Manfaluthy memaparkan saat pasien diabetes mengalami luka pada kaki, bisa disebabkan dari dua faktor.

Pertama karena menginjak sesuatu dengan tidak disengaja yang menyebabkan gangguan aliran darah tak lancar, tersumbat, dan memicu gangren. Kedua, terjadinya gangguan sensorik pada pasien.

Untuk melakukan diagnosis neuropati diabetik, perlu dilakukan pemeriksaan kecepatan hantar saraf (KHS) yang memiliki tujuan untuk mengukur kecepatan hantar saraf.

"Maka walaupun dia kesemutan atau tidak, tetapi pasien diabetes kami selalu sarankan untuk periksa KHS," tuturnya.

Pemeriksaan dengan Teknologi KHS di Mayapada Hospital

Di Mayapada Hospital, ada Kecepatan Hantar Saraf (KHS) yang dilakukan dengan menggunakan alat khusus. Untuk diagnosis lebih lanjut, pasien juga perlu melakukan pemeriksaan respons saraf, pemeriksaan sistem saraf otonom, tes filament, dan tes elektromiografi (EMG).

Setelahnya baru diagnosis dapat ditetapkan dan dilanjutkan dengan pengobatan yang bertujuan meringankan rasa nyeri, memperlambat perkembangan penyakit, mencegah terjadinya komplikasi, dan membuat fungsi tubuh agar kembali normal.

"Biasanya pasien datang dengan keluhan kesemutan. Nyeri, kesemutan, dengan rasa panas di kaki itu mengganggu. Kami tanyakan keluhan, adanya kesemutan atau baal biasanya di kedua kaki. Lalu kami lakukan pemeriksaan fisik, mengukur kekuatan otot dan motoriknya dan pemeriksaaan penunjang yang penting lainnya," jelas dr. Manfaluthy.

dr. Manfaluthy Hakim, Sp.N (K) juga menambahkan Mayapada Hospital memiliki teknik pengobatan yang relatif baru dan bekerja sama dengan tim dokter multidisiplin lainnya untuk mengobati pasien. Untuk itu, pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan minimal 1 kali.

Setelah menerima pemeriksaan dan pengobatan yang tepat, pasien juga dapat menerapkan gaya hidup sehat untuk mencegah dan mengatasi terjadinya neuropati diabetik. Caranya dengan rutin berolahraga, menghindari alkohol, berhenti merokok, dan mempertahankan berat badan yang ideal.

Hingga saat ini, Mayapada Hospital Tahir Neuroscience Center dan Diabetes center menyediakan pelayanan lengkap dan tim dokter yang multidisiplin untuk memberikan layanan komprehensif. Mulai dari diagnosis, terapi, bedah dan rehabilitasi untuk gangguan neurologis (saraf).

Adapun penangannya dimulai dari penanganan dan rehabilitasi stroke, penyakit neurodegeneratif, sampai penanganan komplikasi ke saraf akibat penyakit lain, seperti diabetes. Layanan Diabetes Center juga menyediakan layanan lengkap untuk pencegahan, pengobatan, life support hingga pada penanganan komplikasi seperti rawat luka akibat diabetes ( Wound Clinic).

Sebagai informasi, tim dokter Endokrin Metabolik Diabetes dan Bedah Vaskular yang tersedia di Mayapada Hospital, antara lain:

  • dr. Herry Nursetiyanto, Sp.PD-KEMD, FINASIM, di Mayapada Hospital Jakarta Selatan

  • dr. Roy Panusunan Sibarani, Sp.PD-KEMD, FES, di Mayapada Hospital Kuningan

  • dr. Hans Tandra, SpPD-KEMD, PhD FINASIM, FACE, FACP, di Mayapada Hospital Surabaya

  • dr. Nanang Soebijanto Sajoedi , Sp.PD, KEMD, FINASIM, FACE, di Mayapada Hospital Jakarta Selatan

  • dr. Benjamin Sastro, Sp.PD, di Mayapada Hospital Tangerang

  • dr. Patrianef , Sp.B, Subsp.BVE(K), di Mayapada Hospital Jakarta Selatan

  • dr. Franky Yesaya Siahaan, Sp.BTKV, di Mayapada Hospital Tangerang

  • Dr.dr. Dono Antono, , Sp.PD-KKV, FINASIM, FICA, di Mayapada Hospital Jakarta Selatan

  • dr. Yuliardy Limengka, B.Med.Sc., Sp.B, Subsp.BVE(K), di Mayapada Hospital Jakarta Selatan

Untuk melihat profil, jadwal praktik, dan membuat janji temu dengan dokter di atas, Anda dapat mengecek informasi lebih lanjut di sini. Jika Anda membutuhkan layanan lain dengan lebih detail seputar kesemutan di kaki dan gejala diabetes lainnya, Anda juga dapat mengunjungi laman resmi Mayapada Hospital di sini atau mengunjungi Mayapada Hospital terdekat dari tempat tinggal Anda.



Simak Video "4 Hal yang Harus Dihindari Penderita Penyakit Mag agar Puasa Lancar"
[Gambas:Video 20detik]
(Content Promotion/Mayapada Hospital)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT