Tewaskan Eks Asisten Panji Petualang, Bisakah Selamat dari Patukan Kobra?

Tewaskan Eks Asisten Panji Petualang, Bisakah Selamat dari Patukan Kobra?

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Jumat, 23 Des 2022 15:00 WIB
Tewaskan Eks Asisten Panji Petualang, Bisakah Selamat dari Patukan Kobra?
Alprih Priyono meninggal dunia usai dipatuk baby king cobra (Foto: Istimewa/Instagram pribadi Alprih)
Jakarta -

Alprih Priyono atau dikenal sebagai mantan asisten Panji Petualang meninggal dunia di usia terbilang muda. Pria 26 tahun itu meninggal usai mengevakuasi baby king cobra atau anak ular kobra di pemukiman warga. Tak disangka, jari telunjuk kanannya tergigit ular tersebut.

Ibunda Alprih, Iroh (68) mengukapkan, anak bungsunya itu sempat dilarikan ke Rumah Sakit Unit Daerah (RSUD) Syamsudin. Namun dinyatakan meninggal setelah mendapatkan penanganan medis.

"Meninggal dunia di Bunut (RSUD Syamsudin). Kejadiannya (dipatuk ular) bukan di rumah, lagi rescue di Gang Lipur. Jadi warga sini sudah tahu kalau Apih (panggilan Alprih) bisa menangkap ular," kata Iroh saat ditemui detikJabar di kediamannya di Gang Brawijaya IV, Kecamatan Gunung Puyuh, Kota Sukabumi, Selasa (20/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari National Geographic, king cobra merupakan salah satu ular berbisa. Ketika berhadapan langsung dengan ular ini, mereka bisa mengangkat hingga sepertiga tubuhnya dari tanah dan bergerak maju untuk menyerang. Adapun ular ini panjangnya bisa mencapai 18 kaki, menjadikannya yang terpanjang dari semua ular.

Meski racun ular ini bukan yang paling kuat di antara ular berbisa lainnya, namun jumlah racun saraf yang dapat mereka berikan dalam satu gigitan bisa mencapai dua persepuluh ons cairan. Bahkan cukup untuk membunuh 20 orang atau bahkan seekor gajah sekalipun.

ADVERTISEMENT

Beberapa ular kobra dapat meludahkan racunnya ke mata korban, menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dan kebutaan. Namun, metode pengiriman racun yang paling umum dan terkenal adalah injeksi ke tubuh korban melalui gigitannya.

Selain itu, kobra termasuk dalam subkelompok ular yang dikenal sebagai elapid, ada lebih dari 270 spesies ular kobra dan kerabatnya. Racun elapid mengandung neurotoksin postsinaptik yang menyebar dengan cepat di aliran darah korbannya, menyebabkan gagal napas hingga kematian.

Apakah Bisa Selamat dari Gigitan Kobra?

Dikutip dari laman University of Michigan, korban biasanya meninggal dalam waktu 30 hingga 60 menit tergantung dari jenis dari ular kobra tersebut. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawa korban gigitan ular kobra adalah dengan menyuntikkan antivenom yang tepat segera setelah pasien digigit.

Biasanya dokter akan memberikan antivenom dalam bentuk suntikan maupun melalui infus, sehingga penawar tersebut bisa bereaksi secepat mungkin. Adapun antivenom tersebut juga disesuaikan dengan jenis ular yang menggigit pasien.

Setelah diberikan antivenom, orang yang digigit ular biasanya harus dirawat di rumah sakit selama 24 jam. Hal tersebut berguna agar dokter dapat membantu memonitoring kondisi kesehatan pasien, termasuk tekanan darah.

Jika tekanan darah turun di bawah tingkat tertentu, orang yang digigit mungkin memerlukan cairan IV (melalui jarum di lengan). Jika gigitan menyebabkan kehilangan darah yang lebih besar dari biasanya, transfusi darah mungkin diperlukan.

Adapun jumlah waktu yang diperlukan untuk pulih sepenuhnya tergantung pada jenis gigitan ular. Dalam kebanyakan kasus, anak-anak dapat pulih dari gigitan dalam waktu satu hingga dua minggu. Kebanyakan orang dewasa membutuhkan waktu lebih dari tiga minggu, namun sekitar 25 persen pasien membutuhkan antara satu hingga sembilan bulan.

Menurut laman Cleveland Clinic, rasa sakit dan bengkak adalah efek jangka panjang yang umum terjadi di area tubuh tempat gigitan terjadi.




(suc/kna)

Berita Terkait