Ridwan Saidi Kritis Sebelum Wafat, 5 Kebiasaan Ini Picu Pecah Pembuluh Darah

ADVERTISEMENT

Ridwan Saidi Kritis Sebelum Wafat, 5 Kebiasaan Ini Picu Pecah Pembuluh Darah

Hana Nushratu - detikHealth
Minggu, 25 Des 2022 16:30 WIB
Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka) menggelar seminar dengan tema Urgensi Issu Kebangkitan PKI Pasca Reformasi di Ponpes Ummulqura, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Sabtu (25/7/2020).
Budayawan Ridwan Saidi meninggal dunia akibat pecah pembuluh darah pada bagian otak. (Foto: Grandyos Zafna)
Jakarta -

Budayawan Betawi Ridwan Saidi (80) meninggal dunia pada Minggu (25/12/2022) pagi. Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon melalui akun media sosial Twitter.

"Selamat jalan Bg Ridwan Saidi ...," demikian yang tertulis dalam akun twitternya @fadlizon.

Sebelumnya, Ridwan Ridwan Saidi dikabarkan kritis dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Bintaro, Tangerang Selatan, akibat pecahnya pembuluh darah. Diketahui, ia mengalami pecah pembuluh darah pada batang otak.

5 Kebiasaan yang Memicu Pecahnya Pembuluh Darah

Secara umum pembuluh darah pecah bisa terjadi di wajah, kaki, dan bagian manapun termasuk batang otak. Umumnya, pembuluh darah pecah pada bagian otak disebabkan oleh berbagai faktor.

Misalnya, trauma kepala seperti kecelakaan, terjatuh, atau terbentur benda keras. Namun, penyebab pembuluh darah pecah atau stroke hemoragik bisa dipicu oleh kebiasaan-kebiasaan berikut.

1. Merokok

Merokok dapat meningkatkan risiko terkena stroke hemoragik sebanyak 4 kali lipat. Zat-zat berbahaya dalam rokok seperti nikotin dan tar bisa menyebabkan plak dalam pembuluh darah.

Kondisi ini disebut dengan aterosklerosis. Aterosklerosis memberikan kemungkinan yang lebih besar terhadap pembentukan bekuan atau gumpalan.

2. Stres

Meski tidak terlihat secara fisik, ternyata stres mempengaruhi pecah pembuluh darah pada batang otak. Otak kita dipenuhi oleh hormon-hormon, salah satunya hormon stres.

Dikutip dari Healthline, tubuh akan dihadapkan dengan respon "fight or flight" saat mengalami stres. Pada fase tersebut, tubuh akan melepaskan hormon adrenalin dan kortisol. Hormon tersebut berfungsi untuk meningkatkan fokus, energi, dan kewaspadaan.

Stres diketahui mempengaruhitrombosit dalam darah yang meningkatkan proses pembekuan dan menyebabkan penyumbatan arteri di atau dekat otak. Hal ini lantaran trombosit diaktifkan oleh hormon adrenalin.

3. Mengonsumsi Alkohol

Pembuluh darah pecah pada batang otak, bisa dialami oleh siapa saja bahkan anak muda sekalipun. Mengonsumsi alkohol meningkatkan risiko terkena stroke hemoragik.

4. Pola Makan Buruk

Dikutip dari Dinas Kesehatan Nasional (NHS) Inggris, pola makan yang buruk bisa memicu stroke hemoragik. Makanan-makanan seperti makanan berlemak, tinggi gula, dan tinggi garam merupakan contoh makanan yang harus dihindari.

Makanan yang tidak sehat bisa berpengaruh pada aliran darah dan tekanan darah. Sebuah studi juga menunjukkan, makanan yang tinggi lemak juga bisa meningkatkan risiko stroke sebanyak 40 persen.

5. Gaya Hidup Sedentari

Gaya hidup sedentari merupakan gaya hidup seseorang yang kurang bergerak dan lebih banyak dihabiskan untuk duduk. Biasanya, gaya hidup ini cenderung terjadi pada orang kantoran.

Mengutip laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 85 persen orang di seluruh dunia menghabiskan waktunya dengan bersantai-santai atau 'rebahan' alih-alih menjadi aktif. Gaya hidup ini selain meningkatkan risiko penyakit stroke, juga meningkatkan risiko penyakit lain seperti diabetes, jantung, dan obesitas.



Simak Video "Sidang Kasus Gagal Ginjal Akut Bakal Dilanjutkan Pekan Depan"
[Gambas:Video 20detik]
(hnu/naf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT