Nenek Raffi Ahmad, Mami Popon, meninggal dunia setelah berjuang melawan stroke selama tujuh bulan lamanya. Ibunda Raffi Ahmad, Amy Qanita menceritakan Mami Popon mengalami berbagai komplikasi akibat stroke yang diidapnya.
"Jam 4 (kemarin), memang kan selama ini mami saya sudah pakai alat-alat kan, semua alat-alat di rumah, tapi alat ventilator, alat naikin tensi, tapi lama dari hari ke hari ibu saya sudah pendarahan di paru-paru sudah infeksi, sudah ke mana-mana kan karena stroke organ tubuhnya, sudah kena ke ginjal juga," kata Amy Qanita saat ditemui di rumah duka kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dikutip detikHot, Senin (2/1/2023).
Nenek Raffi Ahmad itu sebelumnya juga sempat menjalani cuci darah. Namun kondisinya justru semakin menurun.
"Kemarin juga di rumah sakit sempat cuci darah juga, cuma pas sudah di rumah nggak ada progresnya. Sudah sangat lemah, melemah-melemah," tutur Amy Qanita.
Sebagaimana diketahui, stroke terjadi saat ada sesuatu yang menghalangi suplai darah ke bagian otak atau pembuluh darah di otak pecah. Kondisi ini dapat terjadi secara tiba-tiba dan harus segera ditangani lantaran bisa fatal.
Apabila tidak ditangani, stroke dapat menyebabkan kerusakan otak yang berkepanjangan, kecacatan jangka panjang, hingga kematian.
Dikutip dari Mayo Clinic, ada dua penyebab utama stroke, yaitu arteri tersumbat atau disebut stroke iskemik dan bocor atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).
Stroke Iskemik
Ini adalah jenis stroke yang paling umum. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah otak menyempit atau tersumbat, sehingga menyebabkan aliran darah berkurang (iskemia). Pembuluh darah yang tersumbat atau menyempit disebabkan oleh timbunan lemak yang menumpuk di pembuluh darah atau oleh gumpalan darah/kotoran lain yang mengalir melalui aliran darah, paling sering dari jantung dan bersarang di pembuluh darah di otak.
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa infeksi COVID-19 dapat meningkatkan risiko stroke iskemik, tetapi masih diperlukan lebih banyak penelitian.
Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak bocor atau pecah. Ini dapat terjadi akibat banyak kondisi yang memengaruhi pembuluh darah. Faktor yang berhubungan dengan stroke hemoragik meliputi:
- Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
- Overtreatment dengan pengencer darah (antikoagulan)
- Tonjolan di titik lemah di dinding pembuluh darah Anda (aneurisma)
- Trauma (seperti kecelakaan mobil)
- Endapan protein di dinding pembuluh darah yang menyebabkan kelemahan pada dinding pembuluh (angiopati amiloid serebral)
- Stroke iskemik yang menyebabkan perdarahan
- Penyebab perdarahan yang kurang umum di otak adalah pecahnya jalinan pembuluh darah berdinding tipis yang tidak beraturan (malformasi arteriovenosa).
Di samping itu, ada juga sejumlah faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko terkena stroke. Di antaranya adalah:
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Ketidakaktifan fisik
- Minuman keras atau pesta minuman keras
- Penggunaan obat-obatan terlarang seperti kokain dan methamphetamine
- Tekanan darah tinggi
- Merokok atau paparan asap rokok
- Kolesterol Tinggi
- Diabetes
- Apnea tidur obstruktif
- Penyakit kardiovaskular, termasuk gagal jantung, cacat jantung, infeksi jantung atau irama jantung tidak teratur, seperti fibrilasi atrium
- Riwayat stroke pribadi atau keluarga, serangan jantung atau serangan iskemik sementara
- Infeksi COVID-19
- Usia. Orang berusia 55 atau lebih tua memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke daripada orang yang lebih muda.
- Jenis kelamin. Pria memiliki risiko stroke yang lebih tinggi daripada wanita.
Simak Video "Viral Cuitan Kiky Saputri, Apakah Stroke Kuping Benar Ada?"
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)