Kata Ahli Jiwa soal Psikologis Remaja Bunuh Bocah 11 Tahun demi Jual Organ

ADVERTISEMENT

Kata Ahli Jiwa soal Psikologis Remaja Bunuh Bocah 11 Tahun demi Jual Organ

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Rabu, 11 Jan 2023 11:04 WIB
Ilustrasi: pembunuhan, mayat, bunuh diri, garis polisi, police line
Heboh remaja bunuh bocah 11 tahun. (Foto: Ilustrasi/Thinkstock)
Jakarta -

Heboh dua remaja di Makassar, Sulawesi Selatan, tega membunuh bocah berusia 11 tahun bernama Muhammad Fadli untuk dijual organ tubuhnya. Pihak polisi menyebut ada dua hal yang melatarbelakangi tindakan pelaku berinisial AR (17) dan AF (14) itu.

"Aspek yang pertama kita lihat dari aspek sosiologis, di mana keluarga tersangka atau pergaulan tersangka ini diwarnai oleh hal-hal negatif," ujar Kapolrestabes Makassar Kombes Budi Haryanto kepada wartawan di Mapolrestabes Makassar, Selasa (10/1/2023).

"Tersangka mengkonsumsi konten negatif di internet tentang jual beli organ tubuh, dari situ tersangka terpengaruh ingin kaya, ingin memiliki harta, sehingga muncullah niatnya tersangka melakukan pembunuhan," jelasnya.

Pihak kepolisian juga tengah mendalami dari sisi psikologis tindakan kedua remaja tersebut. Ini dilakukan dengan mendatangkan psikolog atau psikiater untuk mengetahui alasannya.

Bagaimana pandangan dari sisi psikologis?

Psikiater dr Lahargo Kembaren dari RSJ Marzoeki Mahdi Bogor mengungkapkan perilaku kekerasan atau agresivitas adalah sebuah proses kompleks yang terjadi pada otak, atau disebut sebagai proses neurobiologi.

"Di dalam area otak, terdapat struktur, sirkuit saraf, neurotransmiter (zat kimia di otak), dan proses fisiologisnya. Kerusakan pada sirkuit saraf di otak ini dapat menyebabkan terjadinya kegagalan pada dua area otak," kata dr Lahargo pada detikcom, Rabu (11/1).

"Bagian otak prefrontal cortex gagal menjalankan fungsinya mengontrol perilaku dan kontrol diri. Sedangkan bagian otak amigdala menjadi hiperresponsif, sehingga ada trigger sedikit saja langsung memicu emosional. Ini semua yang kemudian berujung pada terjadinya sebuah perilaku kekerasan atau agresivitas," jelasnya.

Selain itu, dr Lahargo menyebutkan beberapa hal yang bisa menyebabkan sirkuit otak terganggu sehingga memicu munculnya perilaku kekerasan, seperti:

  • Faktor genetik dalam keluarga dengan riwayat perilaku kekerasan
  • Adanya tumor otak, trauma kepala
  • Gangguan metabolik, penyakit fisik
  • Pemakaian alkohol, narkoba
  • Riwayat menjadi korban perilaku kekerasan, baik verbal, fisik, seksual
  • Menyaksikan perilaku kekerasan dalam kehidupan sehari hari, di rumah atau lingkungan sekitar
  • Menjadi korban bullying
  • Paparan media mengenai kekerasan, film, games, tontonan YouTube, TV, media sosial, dan lain-lainnya
  • Stresor psikososial dalam kehidupan sehari hari (masalah keuangan, pertengkaran, perceraian, pendidikan, PHK, hingga situasi tempat tinggal)

Simak Video 'Ini Lokasi saat 2 Remaja Makassar Bunuh Bocah 11 Tahun untuk Dijual Organnya':

[Gambas:Video 20detik]



(sao/naf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT