Jajanan 'Chikbul' Makan Korban, Ini yang Dialami Tubuh jika Telan Nitrogen Cair

ADVERTISEMENT

Jajanan 'Chikbul' Makan Korban, Ini yang Dialami Tubuh jika Telan Nitrogen Cair

Vidya Pinandhita - detikHealth
Minggu, 15 Jan 2023 07:30 WIB
Ilustrasi Chikbul
Begini efek nitrogen cair pada 'chiki ngebul' jika tertelan ke dalam tubuh. (Foto: Dok. Getty Images)
Jakarta -

Geger kabar jajanan chiki ngebul alias 'chikbul' memicu kebocoran lambung. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan, total ada 29 anak dikaitkan kasus keracunan chiki ngebul.

Sebanyak 10 anak di antaranya mengalami gejala, satu kasus berlokasi di Ponorogo, tujuh kasus di Tasik, satu kasus di Bekasi, dan satu lainnya masih diverifikasi di Jawa Timur.

''Yang tidak bergejala ada 16 di Tasik dan tiga di Bekasi,'' ujar Kepala Biro Komunikasi Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi kepada detikcom, Kamis (11/1/2023).

Lainnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr Ryan Bayusantika Rustandi, SpPK, melaporkan seorang korban berusia empat tahun di Bekasi menelan sisa cairan nitrogen pada jajanan 'chikbul'. Sekitar 15 menit kemudian, bocah itu menjerit kesakitan sambil memegang perutnya.

Bocah tersebut langsung dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani laboratorium. Ditemukan, terdapat kebocoran lambung.

Yang Bakal Terjadi jika Nitrogen Cair Masuk Tubuh

Dalam kesempatan lainnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menegaskan bahwa penggunaan nitrogen cair pada pengolahan makanan harus sesuai dengan pedoman yang berlaku. Di antaranya, mengatur peringatan kepada konsumen.

Memang, bahan ini boleh digunakan dalam pengolahan makanan. Namun, fungsinya hanya sebagai penolong sehingga tidak boleh sampai dimakan. Artinya, cairan pada makanan tersebut tidak boleh sampai ditelan.

"Kan kita tahu konsumennya anak-anak. Konsumennya itu harus jauh ketika menjual. Harus mengingatkan bahwa pangannya itu, chikibul itu ketika dikonsumsi harus tidak boleh dalam kondisi yang sangat dingin. Harus dipastikan bahwa nitrogen cairnya itu hilang. Posisinya harus hilang dulu," ungkap Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM RI, Rita Endang, saat ditemui detikcom di Kantor BPOM RI, Jakarta Pusat, Kamis (12/1). .

"Bagi konsumen atau bagi anak-anak yang mengkonsumsi harus didampingi ibu-ibu (atau) oleh orang tuanya. Kemudian juga harus mengetahui bahwa cairannya itu tidak boleh dikonsumsi. Karena cairannya itu sebetulnya mengandung gas yang sangat tinggi sekali. 700 kali tekanannya jadi sangat berbahaya. Itu sangat jelas. Jadi orang tua harus mendampingi," sambungnya.



Simak Video "Geger Chikbul, Epidemiolog Minta Pemerintah Pastikan Makanan yang Beredar Aman"
[Gambas:Video 20detik]

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT