Pasangan Punya Gairah Seks yang Tinggi, Wajarkah?

Pasangan Punya Gairah Seks yang Tinggi, Wajarkah?

Fitriana Fatmawati - detikHealth
Minggu, 15 Jan 2023 16:01 WIB
Pasangan Punya Gairah Seks yang Tinggi, Wajarkah?
Ilustrasi pasangan (Foto: Getty Images/praetorianphoto)
Jakarta -

Bagi yang belum menikah, terkadang sulit menahan gairah seksual yang muncul. Biasanya seseorang akan merasakan peningkatan libido tersebut saat memasuki pubertas.

"Ketika Anda sudah mimpi basah, sudah menstruasi, artinya sudah aktif secara seksual," ujar Zoya Amirin, seorang seksolog klinis.

"Kalau dalam term (istilah) psikoseksual adalah mereka yang sudah bisa hamil dan menghamili," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Zoya, nafsu atau gairah seksual antara pria dan wanita umumnya berbeda. Seperti yang diketahui, pria umumnya lebih agresif. Hal ini rupanya berkaitan dengan sifat sperma mereka.

"Laki-laki itu sesuai dengan sifat spermanya, sifat sperma laki-laki itu kan sangat agresif ya punya kecepatan 40 km/jam, itu yang membuat laki-laki relatif lebih agresif," jelasnya dalam acara e-Life, live di detikcom beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

Sedangkan pada perempuan, menurut Zoya perempuan cenderung lebih pemilih. Pemilih dalam arti menerima orang-orang yang mendekati mereka.

"Sesuai dengan indung telurnya, ya perjalanannya dia dari mulai diproduksi di ovarium, dia keluar ya menjalani tuba falopi, nempel di rahim, dia menunggu, dia menyeleksi dari jutaan sperma, memilih satu yang jadi pembuahan, itu yang membuat perempuan cenderung kaya juri, mereka pemilih," lanjutnya.

Apakah Wajar Jika Pasangan Memiliki Nafsu yang Tinggi?

Perasaan mudah terangsang sebenarnya merupakan fungsi natural tubuh. Terdapat sejumlah faktor yang bisa mempengaruhi peningkatan libido, seperti faktor biologis, psikologis, dan juga sosial.

Secara keseluruhan, keinginan untuk bercinta atau meningkatnya gairah seks merupakan hal yang normal. Tetapi, menurut Zoya, perlu adanya konsensual atau persetujuan masing-masing pasangan untuk sepakat pada batasan aktivitas seksual apa saja yang ingin dilakukan.

Jika pasangan cenderung melakukan pemaksaan, Zoya berpesan, maka kebiasaan ini bisa lebih buruk ketika sudah menikah.

"Pada saat dia belum halal saja dia belum bisa mengelola seksualitasnya, saat dia halal bisa terjadi pemerkosaan dalam rumah tangga," sebut Zoya.

"Jadi pemaksaan-pemaksaan yang ada sebelum pernikahan, itu akan membuat kita lebih chaos lagi saat rumah tangga," pungkasnya.




(kna/kna)

Berita Terkait