Dear Ortu, Ini Batasan Aman Usia Anak Main Lato-lato Menurut IDAI

Dear Ortu, Ini Batasan Aman Usia Anak Main Lato-lato Menurut IDAI

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Senin, 16 Jan 2023 11:31 WIB
Dear Ortu, Ini Batasan Aman Usia Anak Main Lato-lato Menurut IDAI
Batasan usia main lato-lato. (Foto: Ari Saputra)
Jakarta -

Belakangan ini, permainan lato-lato banyak dimainkan anak-anak dari segala usia. Bahkan, permainan itu sudah dimainkan oleh anak usia di bawah lima tahun (balita).

Melihat fenomena itu, dokter spesialis tumbuh kembang anak dr Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH, tidak menyarankan lato-lato dimainkan oleh balita. Sebab, anak di usia tersebut kemampuan motoriknya masih belum baik.

"Kemampuan motoriknya belum baik, sehingga dia akan mudah menyebabkan dirinya kena bola, menyebabkan lebam-lebam, karena saking kencang dan terlepas (bola)," jelasnya dalam diskusi daring, Minggu (15/1/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua bidang 3 pengurus pusat IDAI itu mengatakan ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan orang tua sebelum membolehkan anak bermain lato-lato atau juga dikenal sebagai clackers ball. Salah satunya apakah kemampuan motorik halus seperti keterampilan fisik melibatkan gerakan yang menuntut koordinasi mata dan tangan sudah mumpuni.

Dalam penjelasannya, ia menjelaskan permainan lato-lato ini sebenarnya dapat melatih daerah tangan dari bagian lengan hingga jari-jari, dan melatih tangan bergerak. Permainan yang pernah populer pada tahun 1960 hingga 1970-an juga bisa melatih ketepatan, yakni bagaimana seorang anak bisa memperkirakan bola ini bisa bertemu, keseimbangan, dan konsentrasi.

ADVERTISEMENT

Selain itu, hal yang harus dipertimbangkan untuk membolehkan anak-anak bermain lato-lato adalah mereka yang sudah paham saat mendapat edukasi. Salah satunya cara bermain dengan aman dan bahaya yang bisa terjadi dari lato-lato.

Usia Anak yang Aman untuk Bermain Lato-lato

dr Bernie mengatakan usia anak yang diperbolehkan memainkan lato-lato adalah anak usia sekolah dan remaja. Sebab, di usia ini mereka sudah mengetahui bahaya dan memiliki kemampuan untuk mengontrol yakni motor halus dan kasar.

Mereka juga sudah mengerti apa yang disampaikan dan arahan dari orang tua terkait bahaya dan cara main yang benar agar tidak membahayakan diri.

"Pada usia sekolah atau usia remaja tentunya boleh. Tetapi, ada pendampingan orang tua. Jadi, anak mengerti. Atau kalau belum terampil jangan terlalu kencang dulu, nanti bisa mencederai diri sendiri," beber dr Bernie.




(naf/up)

Berita Terkait