Satu Keluarga Jadi Korban Keracunan di Bekasi, Efeknya Bisa Sefatal Ini

ADVERTISEMENT

Satu Keluarga Jadi Korban Keracunan di Bekasi, Efeknya Bisa Sefatal Ini

Fadilla Namira - detikHealth
Senin, 16 Jan 2023 13:46 WIB
Kasus Satu Keluarga Keracunan di Bekasi
Satu keluarga menjadi korban keracunan di Bekasi. (Foto: Rumondang/detikcom)
Jakarta -

Bikin geger, satu keluarga menjadi korban keracunan di bekasi pada Kamis (12/1/2023). Kasus yang berlokasi di Ciketing Udik, Bantar Gebang, menewaskan tiga dari lima anggota keluarga tersebut.

Melalui penuturan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan, kronologi peristiwa ini terjadi pada Kamis pukul 08.00 WIB, ketika beberapa saksi mendapati suara rintihan dari tempat tinggal keluarga. Dikarenakan penasaran, para saksi buru-buru mengecek rumah yang baru ditinggali itu hingga diketahui dua orang sudah terkapar dengan mulut berbusa.

Setelah dicek, tiga dari lima korban keracunan meninggal dunia, yakni berinisial AM (40), RA (20), dan MR (16), sedangkan dua korban selamat adalah MDS (34) dan NA (5). Keduanya kini dirawat intensif di RSUD Bantar Gebang, Bekasi.

Namun, kejanggalan terjadi di saat polisi tidak menemukan jejak ayah dari keluarga tersebut. Oleh karena itu, pihaknya terus mendalami kasus misterius ini guna mendapatkan pelaku dan keberadaan kepala keluarga tersebut.

Korban Keracunan di Bekasi

Hingga kini, pihak polisi belum bisa membeberkan jenis racun apa yang digunakan pelaku untuk menghabisi hampir satu keluarga tersebut. Terdapat banyak faktor yang memengaruhi keparahan gejala atau efek keracunan, termasuk jenis bahan kimia, kuantitasnya, panjang waktu paparan bahan kimia, dan cara bahan kimia masuk ke dalam tubuh.

Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Health NY, bahan kimia berbahaya bisa masuk ke tubuh manusia ketika bernapas, makan, dan minum. Terlebih, zat ini sangat memungkinkan diserap oleh tubuh melalui kulit.

Faktor-faktor seperti usia, penyakit, pola makan, penggunaan alkohol, kehamilan, dan penggunaan obat-obatan medis atau nonmedis juga dapat mempengaruhi kepekaan seseorang terhadap bahan kimia. Anak kecil seringkali lebih sensitif terhadap bahan kimia karena sejumlah alasan.

Tubuh mereka masih berkembang dan sulit membuang beberapa bahan kimia seperti halnya orang dewasa. Juga, anak-anak menyerap lebih banyak bahan kimia ke dalam darah dibanding orang dewasa.

Ketika zat tersebut sudah menyebar di dalam tubuh, kemunculan efeknya bisa muncul begitu saja atau memerlukan waktu sesaat. Beberapa zat beracun, seperti karbon monoksida dan pemutih, dapat mengganggu kemampuan darah untuk membawa oksigen sehingga berdampak pada sistem pernapasan. Selain itu, efek keracunan juga berhubungan dengan fungsi saraf otak, gangguan pencernaan, kesehatan kulit, sistem imun, dan menurunkan sistem hepatik guna membersihkan segala toksin dalam tubuh.

Peristiwa keracunan merupakan kondisi emergensi medis yang memerlukan penanganan khusus secepat mungkin. Bila dibiarkan terlalu lama, kehilangan nyawa adalah risiko terbesar dari efek yang ditimbulkannya.

Pengidapnya mungkin menjadi lebih sensitif terhadap bahan kimia setelah terpapar. Reaksi alergi kian meningkat terhadap bahan kimia dengan kadar yang sangat rendah dan memiliki efek kesehatan yang berbeda atau lebih serius di kemudian hari.

Terkait korban keracunan di Bekasi yang selamat, kini kondisi keduanya dikabarkan mulai membaik. NA sudah dipindahkan ke ruang rawat inap biasa, sementara MDS masih di ruang ICU menjalani perawatan intensif.

"NA sudah mulai membaik kondisinya. Sementara yang di ICU juga sudah lepas, tinggal menggunakan selang, menggunakan selang melalui hidung, tidak melalui mulut lagi dan sudah bisa berbicara. Tinggal mungkin mudah-mudahan menunggu pemulihan," kata Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Hengki.



Simak Video "Wanti-wanti Dinkes Jabar soal 'Chikbul' yang Bikin Anak Keracunan"
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT