Kemenkes Angkat Bicara Terkait Viral Bayi 54 Hari Meninggal gegara Diberi Jamu

ADVERTISEMENT

Kemenkes Angkat Bicara Terkait Viral Bayi 54 Hari Meninggal gegara Diberi Jamu

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Rabu, 18 Jan 2023 15:01 WIB
A poor naked unwanted baby doll
Viral bayi 54 hari meninggal setelah diberi jamu, begini pesan Kemenkes RI. (Foto: Getty Images/iStockphoto/coolmilo)
Jakarta -

Kementerian Kesehatan RI mengimbau orangtua tidak sembarangan memberikan obat saat anak jatuh sakit. Merespons kasus viral bayi berusia 54 hari meninggal dunia setelah meminum ramuan tradisional, dr Nadia berpesan agar orangtua bisa selalu tanggap membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat.

Bukan tanpa sebab, hal ini untuk meminimalisir risiko yang tidak diinginkan dari pertolongan pertama yang diberikan. Alih-alih anak selamat, kejadian nahas malah bisa terjadi pada anak.

"Dalam kondisi sakit kita selalu menganjurkan dan mengimbau para orangtua untuk ke puskesmas atau rumah sakit atau tenaga kesehatan," beber Kepala Biro Komunikasi Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi, Rabu (18/1/2023).

"Itu sebagai pilihan pertama, karena kita tidak tahu kondisi sakit anak kita, bisa jadi berat atau ringan," lanjut dia.

Jika orangtua memilih tidak membawa anak ke fasilitas kesehatan dengan alasan biaya, sudah banyak opsi yang bisa dilakukan. Salah satunya dengan memanfaatkan skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). dr Nadia memastikan layanan kesehatan saat ini sudah jauh lebih mudah diakses.

Soal viral bayi berusia 54 hari meninggal belakangan marak di media sosial. Si bayi disebut nyawanya tak tertolong setelah meminum ramuan tradisional seperti daun kecipir dan kencur yang diperas.

Akibatnya, anak bayi itu mengalami sesak napas dan terkena infeksi paru. Keluarga bayi tersebut sempat menolak untuk dibawa ke dokter dan disarankan memakai obat tradisional, sampai pada akhirnya kondisi semakin parah dan terpaksa dibawa ke rumah sakit. Sayangnya, pihak RS menyatakan sudah terlambat.



Simak Video "Rencana Ganti Status ke Endemi, Kemenkes RI Bicara dengan WHO"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kna)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT