Ortu Cek! Begini Beda Demam gegara COVID-19 Vs DBD pada Anak

ADVERTISEMENT

Ortu Cek! Begini Beda Demam gegara COVID-19 Vs DBD pada Anak

Vidya Pinandhita - detikHealth
Jumat, 27 Jan 2023 08:00 WIB
Little boy get sick from influenza need to be admitted to hospital with saline intravenous (iv)  in-line hand pressure
Perbedaan gejala COVID-19 dan DBD pada anak. Foto: Getty Images/iStockphoto/wckiw
Jakarta -

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyoroti risiko kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia. Pasalnya seiring pandemi COVID-19 yang kini masih berlangsung di RI, sulit untuk membedakan gejala infeksi virus Corona dengan DBD khususnya yang masih gejala awal.

Pada anak-anak, kedua penyakit tersebut sama-sama dikenal akan gejala demamnya. Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi dan Penyakit Infeksi Tropik IDAI, dr Mulya Rahma Karyanti, SpA(K),IBCLC meluruskan DBD dan COVID-19 bisa dibedakan secara pasti melalui pemeriksaan laboratorium. Maka itu, penting untuk memeriksakan pasien ke fasilitas kesehatan sedini mungkin.

"Untuk demam sendiri demam berdarah tinggi itu sulit kalau kita 3 hari pertama membedakan suatu infeksi virus yang mana ya. Makanya kalau dua sampai tiga hari nggak membaik sebaiknya segera ke faskes terdekat untuk dicari penyebabnya ya," terangnya dalam konferensi pers virtual 'Demam Berdarah Dengue pada Anak', Kamis (26/1/2023).

"Karena kalau awal demam memang sulit kita membedakan. Tapi kita ada pemeriksaan penunjang, pemeriksaan lab yang bisa mengkonfirmasi," imbuh dr Karyanti.

Meski pasien COVID-19 dan DBD sama-sama mengalami gejala demam, dr Karyanti menjelaskan, ada gejala lain yang bisa membedakan kedua penyakit tersebut. Misalnya pada DBD, demam biasanya dibarengi masalah pencernaan seperti mual-mual dan diare.

Sementara pada COVID-19, demam lebih banyak dibarengi masalah pernapasan saluran atas.

"Misalnya COVID yang di awal hanya demam saja belum kelihatan gejalanya. Tapi pada COVID seperti yang kita tahu pada Delta dia sudah ada gangguan selain ada gangguan misalnya rasa, penciuman, kemudian mulai batuk-pilek. Pileknya yang dominan.Terutama untuk kasus-kasus yang infeksi pernapasan atas itu lebih banyak batuk-pileknya, pileknya meler," bebernya.

"Tapi kalau dengue tidak pilek seperti itu. Jadi demam tinggi, bisa dengan mual. Lebih dominan ke gejala saluran cerna (seperti) mual, muntah, atau misalnya dengan diare. 20 sampai 30 persen kasus anak bisa dengan diare juga. Tapi yang membedakan itu ya batuk-pilek dominan di COVID," pungkas dr Karyanti.



Simak Video "99% Warga RI Kebal Covid-19, Kemenkes: Kuncinya Kelengkapan Vaksin"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/kna)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT