China Klaim COVID Sudah Lewati Puncak, Kasus Turun 72 Persen

ADVERTISEMENT

China Klaim COVID Sudah Lewati Puncak, Kasus Turun 72 Persen

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Jumat, 27 Jan 2023 06:30 WIB
In this photo released by Xinhua News Agency, A medical worker helps a patient on the intravenous drip at a community healthcare institution in Shanghai, China, Monday, Jan. 5, 2023. As COVID-19 rips through China, other countries and the WHO are calling on its government to share more comprehensive data on the outbreak, with some even saying many of the numbers it is reporting are meaningless. (Fang Zhe/Xinhua via AP)
Kasus COVID-19 di China. (Foto: AP/Fang Zhe)
Jakarta -

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China mengklaim kasus COVID-19 ang dirawat di rumah sakit turun 72 persen dan sudah melewati puncaknya. Kasus kematian akibat COVID-19 juga disebut menurun 79 persen.

Diberitakan Reuters, CDC melaporkan jumlah pasien yang sakit kritis di China memuncak pada 4 Januari dengan 128 ribu per hari dan turun menjadi 36.000 kasus pada 23 Januari.

Sementara itu, jumlah kematian di rumah sakit mencapai puncaknya pada 4 Januari dengan 4.273 kasus dan turun menjadi 896 pada 23 Januari. Kunjungan ke klinik demam turun 96,2 persen, dari puncak 2,867 juta orang pada 22 Desember menjadi 110.000 pada 11 Januari.

CDC menambahkan bahwa pada 22 Desember 2022, jumlah orang yang terinfeksi dan jumlah konsultasi rawat jalan demam mencapai puncaknya, dengan jumlah infeksi baru melebihi 7 juta per hari dan jumlah konsultasi rawat jalan demam harian memuncak pada 2.867 juta.

Data tersebut mengikuti komentar dari seorang pejabat di Komisi Kesehatan Nasional, yang pekan lalu mengatakan China telah melewati puncak pasien COVID di klinik demam, ruang gawat darurat, dan dalam kondisi kritis.

Pada 12 Januari, pihak berwenang mengumumkan bahwa hampir 60.000 orang dengan COVID telah meninggal di rumah sakit sejak China mencabut kebijakan nol-COVID yang ketat.

Tetapi beberapa ahli mengatakan bahwa angka itu mungkin jauh dari perhitungan dampak penuh, karena tidak termasuk mereka yang meninggal di rumah dan karena banyak dokter mengatakan mereka tidak disarankan untuk menyebut COVID sebagai penyebab kematian.



Simak Video "Reaksi Korsel soal Pembalasan Dendam China Akibat Pembatasan Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT