Nagita Slavina membagikan pengalamannya ketika menghadapi pola makan anak-anak yang sulit. Ia mengatakan setiap ibu pasti mengalami tantangan ketika anak sulit makan ketika mulai beranjak dewasa.
"Aku punya anak yang besar 7 tahun sama yang bayi. Kalo bayi masih bisa apa aja dimakan. Waktu bayi Rafathar juga dikasih apa aja mau. Tapi begitu dia bisa memilih disitulah tantangannya. Udah tau rasa, udah tau preferensi," ungkap Nagita ketika ditemui di Jakarta Pusat, Jumat (27/1/2023).
Namun, Nagita mengakui tidak melarang anaknya mengonsumsi makanan tidak sehat. Ia membolehkan Rafathar makan makanan tidak sehat setiap seminggu sekali sekaligus diimbangi dengan makanan sehat. Menurut Nagita 'peraturan' ini harus dilakukan secara konsisten untuk menjaga nutrisi pada anak.
Nagita menilai Rafatar agak 'picky' ketika makan sayur dan lebih memilih buah. Oleh sebab itu, tak jarang ia mengajak Rafathar memasak dan membuat makanan pilihannya.
"Gimana caranya bikin makanan yang kelihatannya nggak enak jadi enak, bahkan melibatkan anak-anak juga jadi dia mau makan," kata Nagita.
Mengenal Picky Eater pada Anak
Dikutip dari Healthline, picky eater adalah kondisi ketika anak mulai pilih-pilih makanan yang sudah disediakan. Berurusan dengan anak yang pilih-pilih makanan bisa membuat frustrasi terutama ketika orang tua tidak memiliki preferensi menu yang memadai.
Asupan makanan anak sangat terbatas sehingga memengaruhi kemampuan mereka untuk makan bersama orang lain. Selain itu, asupan nutrisi yang kurang pun berpotensi mengganggu tumbuh kembang anak.
Bagi kebanyakan orang tua, umumnya ini merupakan fase negatif yang terjadi pada anak. Namun, para peneliti dari Duke University School of Medicine berpendapat kondisi tersebut mungkin terkait dengan depresi dan gangguan kecemasan.
Cara Mengatasi Picky Eater:
1. Berusaha kreatif dalam memilih menu dan menyajikan makanan
Beberapa anak mungkin tidak menyukai tekstur atau tampilan makanan tertentu. Hal ini menyebabkan makanan terlihat tidak menarik bagi anak. Tambahkan sayur berwarna cerah seperti wortel, bayam, dan jamur dengan potongan menarik ke dalam makanan anak. Tampilan yang menarik dapat menggugah selera makan anak.
2. Jadilah 'Role Model' makanan bagi anak
Pilihan makanan orang tua dapat menjadi inspirasi bagi anak. Mereka belajar tentang makanan dan preferensi makanan dengan memerhatikan perilaku makan orang lain. Sebuah studi di 160 keluarga menemukan bahwa anak-anak yang mengamati orang tua mengonsumsi sayuran dan salad hijau secara signifikan lebih mungkin memenuhi rekomendasi buah dan sayuran setiap hari daripada anak-anak yang tidak.
Coba tingkatkan konsumsi makanan sehat seperti sayuran dan buah. Nikmati makanan sehat tersebut saat ada di depan anak. Dengan begitu, anak akan percaya bahwa sayur dan buah adalah makanan enak dan sehat.
3. Libatkan anak ketika memilih menu dan memasak
detikers bisa mengajak anak ke pasar tradisional atau swalayan. Biarkan mereka memilih menu sehat yang akan dimasak nantinya. Ini adalah aktivitas asyik sekaligus memberi anak kepercayaan diri.
Anak dapat membantu menyiapkan bahan makanan sebelum memasak, seperti mencuci sayur, mengupas buah, dan mengatur makanan di piring.
Biarkan anak-anak membantu Anda menyiapkan makanan dan camilan dengan meminta mereka menyelesaikan tugas aman yang sesuai dengan usianya, seperti mencuci atau mengupas produk atau mengatur makanan di atas piring. Ini juga membantu mengembangkan keterampilan anak.
Simak Video "Nagita Slavina Tak Sangka Daun Kelor Bisa Jadi Menu Masakan untuk Anak"
[Gambas:Video 20detik]