Bos WHO Bahas Nasib Status Pandemi COVID-19, Fix Dicabut Tahun Ini?

ADVERTISEMENT

Bos WHO Bahas Nasib Status Pandemi COVID-19, Fix Dicabut Tahun Ini?

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Minggu, 29 Jan 2023 11:55 WIB
Geneva, Switzerland - December 03, 2019: World Health Organization (WHO / OMS) Logo at WHO Headquarters
Kata WHO soal nasib status pandemi COVID-19 dicabut tahun ini. (Foto: Getty Images/diegograndi)
Jakarta -

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus membahas soal nasib pandemi yang memasuki tahun keempat wabah merebak, bersama komite khusus COVID-19. Di awal rapat, ia menyoroti jumlah kematian yang relatif meningkat di beberapa wilayah.

Namun, secara global tren kasus COVID-19 dunia membaik sejak tidak ada lagi varian baru selain anak-cucu Omicron. "Saat kita memasuki tahun keempat pandemi, kita tentu berada dalam posisi yang jauh lebih baik sekarang daripada tahun lalu, ketika gelombang Omicron mencapai puncaknya, dan lebih dari 70 ribu kematian dilaporkan ke WHO setiap minggu," katanya kepada panitia di awal pertemuan.

Angka kematian global menurun di bawah 10 ribu pada Oktober tetapi kembali meningkat sejak awal Desember. Diketahui, pencabutan pembatasan COVID-19 di China berpengaruh pada angka tersebut, lantaran menyebabkan lonjakan kematian.

Pekan lalu, hampir 40 ribu kematian akibat COVID-19 dilaporkan, lebih dari setengahnya ada di China. Meski begitu, pemerintah China belum merilis secara pasti data kematian tetapi diyakini jumlahnya jauh lebih tingg, demikian keyakinan Tedros.

Ini adalah pertemuan ke-14 panel tentang krisis COVID-19 yang terjadi hampir tiga tahun sejak pertama kali terdengar alarm darurat tertinggi WHO. Komite independen bertemu setiap tiga bulan untuk membahas pandemi dan melapor kepada Tedros, yang kemudian memutuskan apakah itu tetap menjadi darurat internasional atau pandemi.

Kekhawatiran Bos WHO

Dirjen WHO mengatakan vaksin, tes, dan perawatan sangat penting dalam menyelamatkan nyawa, mencegah penyakit parah, dan mengurangi tekanan pada sistem kesehatan dan petugas medis.

"Tetapi tanggapan global tetap tertatih-tatih karena di terlalu banyak negara, alat yang ampuh dan menyelamatkan jiwa ini masih belum sampai ke populasi yang paling membutuhkannya, terutama orang lanjut usia dan petugas kesehatan," kata Tedros.

Seiring dengan tren kauss menurun, jumlah testing dan genome sequencing juga merosot tajam, membuat lebih sulit untuk melacak banyak sekali varian dan mendeteksi kasus COVID-19 baru pada waktu yang tepat.

Pertemuan komite darurat, yang diketuai oleh dokter Prancis Didier Houssin, dijadwalkan selesai pada hari Jumat kemarin, dengan hasil yang dikeluarkan pada hari-hari berikutnya. Ketika komite terakhir bertemu pada Oktober 2022, disimpulkan bahwa pandemi masih merupakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC), tingkat kewaspadaan tertinggi WHO.

Selain krisis COVID-19, dua PHEIC lain yang dinyatakan WHO saat ini sedang berlangsung, satu pada virus polio, pertama kali dinyatakan pada Mei 2014, dan yang lainnya pada mpox, sebelumnya disebut cacar monyet, dinyatakan pada Juli tahun lalu.



Simak Video "Pernyataan Jokowi Terkait Keberhasilan RI Tangani Covid"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT