Respons BPOM Usai WHO Soroti Cemaran EG-DEG Obat Sirup Picu Gagal Ginjal Anak

ADVERTISEMENT

Respons BPOM Usai WHO Soroti Cemaran EG-DEG Obat Sirup Picu Gagal Ginjal Anak

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Senin, 30 Jan 2023 17:33 WIB
Viostin DS dan Enzyplex Ditarik Dari Peredaran

Kepala Bada Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito melakukan jumpa pers terkait perkembangan kasus pelanggaran produk Viostin DS dan Enzyplex yang mengandung DNA babi di Jakarta, Senin (5/6/2018). Dalam hasil penyelidikan BPOM, kedua produk tersebut positif mengandung DNA babi. Atas temuan ini kedua produk tersebut ditarik dari peredaran. Grandyos Zafna/detikcom
Ketua BPOM RI Penny K Lukito (Foto: Grandyos Zafna)
Jakarta -

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini meminta tindakan segera untuk melindungi anak-anak dari obat-obatan yang terkontaminasi etilen glikol dan dietilen glikol pemicu gagal ginjal akut. Pihak WHO juga menyinggung kematian anak akibat sejumlah produk obat sirup batuk di beberapa negara termasuk di Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) Penny K Lukito mengatakan pihaknya berkomunikasi dengan WHO terkait kasus cemaran etilen glikol di Indonesia agar kejadian serupa tidak terjadi di negara-negara lain.

"Ya karena kan kasus ini terjadi di banyak negara, (WHO) juga sangat prihatin tentunya apa yang terjadi di indoneisa kami share, kami bagikan proses Badan POM menelusur dan akhirnya mendapatkan pelaku," tutur Penny saat ditemui di Cikarang, Jawa Barat, Senin (30/1/2023).

Pada Desember lalu di Indonesia, BPOM RI menetapkan sanksi administratif kepada 6 perusahaan farmasi. Keenamnya ditemukan menggunakan bahan pelarut obat cair terlarang EG dan DEG melebihi ambang batas.

6 perusahaan tersebut adalah:

  • PT Yarindo Farmatama (PT YF)
  • PT Universal Pharmaceutical Industries (PT UPI)
  • PT Afi Farma (PT AF)
  • PT Ciubros Farma (PT CF)
  • PT Samco Farma (PT SF)
  • PT Rama Emerald Multi Sukses (PT REMS)

"Sangat disayangkan negara lain juga terjadi sehingga kami share dengan WHO," pungkas Penny.

Lihat juga video 'Respons BPOM soal Digugat Komunitas Konsumen Indonesia':

[Gambas:Video 20detik]



(kna/vyp)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT