COVID-19 varian XBB.1.5 atau varian 'Kraken' di Indonesia kembali bertambah, kini menjadi tiga kasus. Namun, belum ada penjelasan lebih lanjut soal satu kasus terbaru yang diumumkan Kementerian Kesehatan RI ini.
"Kraken, iya ada 3 kasus," ucap Kepala Biro Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi detikcom Kamis (2/2/2023).
dr Nadia menyebut gejala yang dialami ketiga pasien COVID-19 varian Kraken tersebut relatif ringan. Untuk pasien ketiga, gejala yang dikeluhkan batuk dan pilek ringan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua gejala batuk dan pilek ringan," ungkapnya.
Secara umum, COVID-19 varian Kraken tidak memicu gejala khas atau berbeda dengan varian Corona lainnya, seperti:
- Suara serak dan sakit tenggorokan
- Batuk
- Kelelahan
- Diare
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Demam hingga 39 derajat Celcius
Sebelumnya, pasien pertama varian Kraken teridentifikasi pada warga negara Polandia yang melakukan perjalanan ke Balikpapan, Kalimantan Timur, pada 7 Januari 2023. Berdasarkan penelusuran, ada tiga kontak erat terkait pasien ini, dan ketiganya negatif COVID-19.
Kasus varian Kraken kedua ini teridentifikasi pada 31 Januari 2023 pada pasien yang berdomisili di Pamulang, Tangerang Selatan. Dari kasus tersebut, ada 10 kontak erat. Salah satu di antaranya dinyatakan positif COVID-19.
Terkait kontak erat dari kasus kedua, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan hasil whole genome sequencing belum diketahui.
"Belum tahu varian Kraken atau Omicron XBB.1.5. Masih dilakukan genome sequencing," tuturnya saat dihubungi Rabu (1/2).
(sao/kna)











































