Tsunami COVID Kini Landa Jepang, Angka Kematian Naik usai Longgarkan Pembatasan

ADVERTISEMENT

Tsunami COVID Kini Landa Jepang, Angka Kematian Naik usai Longgarkan Pembatasan

Hana Nushratu - detikHealth
Jumat, 03 Feb 2023 13:33 WIB
Dilansir Reuters, Senin (4/1/2021) Jepang mencatat rekor 4.520 kasus baru Corona pada 31 Desember dalam gelombang baru infeksi.
Tsunami COVID-19 melanda Jepang. (Foto: AP Photo)
Jakarta -

Jepang pernah dinobatkan sebagai negara dengan tingkat kematian paling rendah di dunia akibat virus COVID-19. Akan tetapi, rekor tersebut tidak bertahan lama sejak akhir 2022.

Database COVID Harvard University mencatat angka kematian akibat COVID-19 di Jepang mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada 20 Januari. Angka tersebut mengalahkan Inggis, Amerika Serikat, dan Korea Selatan.

Sejak 2020, Jepang melakukan 'lockdown' kepada turis asing hingga pertengahan Juni 2022. Negeri Sakura ini juga membuka perbatasan dengan hati-hati.

Ketika berkunjung, turis asing diwajibkan mengikuti paket tur, membeli asuransi kesehatan, dan mengenakan masker di tempat umum. Beberapa pelajar di sekolah juga dilarang berbicara saat makan selama dua tahun lamanya.

Pakar kesehatan menyebut ketika pembatasan dilonggarkan, justru kasus malah melonjak. Hal ini dikarenakan tingkat kekebalan warga Jepang tergolong rendah.

Para ahli menuturkan, sebagian besar kematian akibat COVID-19 didominasi oleh lansia dengan kondisi medis yang mendasarinya. Ini kontras dengan serangkaian kematian awal yang disebabkan oleh pneumonia dan sering dirawat di perawatan intensif.

"Juga sulit untuk mencegah kematian ini dengan pengobatan," kata salah satu ahli virologi Jepang Hitoshi Oshitani dikutip dari BBC.

"Karena munculnya varian dan sub-varian yang keluar dari kekebalan dan melemahnya kekebalan, semakin sulit untuk mencegah infeksi," lanjutnya.

Oshitani yang pernah menjadi penasihat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk pengawasan dan tanggapan penyakit menular menyebut, kasus kematian akibat COVID-19 kini berada di seluruh negeri. Padahal sebelum varian Omicron menyerang, tingkat kematian tertinggi justru terjadi di kota-kota besar seperti Tokyo dan Osaka.

"Di prefektur yang lebih kecil dan daerah pedesaan, proporsi penduduk lanjut usia bahkan lebih tinggi dari rata-rata nasional. Perubahan pola geografis ini juga dapat berkontribusi pada tren peningkatan kematian," kata Oshitani.

Jepang adalah memiliki jumlah lansia terbanyak di dunia, dan jumlah lansianya terus meningkat setiap tahun sejak 1950.

"Lansia yang terinfeksi di panti jompo atau di kelompok masyarakat tidak menerima pengobatan segera," kata ahli epidemiologi Kenji Shibuya.

Penanganan yang lebih cepat sangat membantu, akan tetapi COVID-19 di Jepang diklasifikasikan sebagai penyakit kelas dua atau 'sangat berbahaya'. Sehingga, hanya rumah sakit yang ditunjuk pemerintah yang bisa menanganinya. Di sisi lain, rumah sakit juga kewalahan dengan peningkatan kasus yang terus merangkak naik.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT