Kementerian Kesehatan RI mendapatkan laporan kasus baru Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA), setelah tidak adanya kasus baru sejak awal Desember 2022. Dari dua pasien yang dilaporkan, satu dinyatakan meninggal dunia.
Satu Kasus konfirmasi GGAPA merupakan anak berusia 1 tahun, mengalami demam pada tanggal 25 Januari 2023, dan diberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek dengan merk Praxion.
Melihat kejadian ini, Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengingatkan orang tua untuk sementara tidak sembarangan memberi obat penurun demam pada anak.
"Kalau anak demam atau sakit jangan membeli obat sendiri tapi bawa ke tenaga kesehatan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (7/2/2023).
Saat ini Kemenkes kembali mengeluarkan surat kewaspadaan kepada seluruh Dinas Kesehatan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Organisasi Profesi Kesehatan terkait dengan kewaspadaan tanda klinis GGAPA dan penggunaan obat sirup meskipun penyebab kasus baru ini masih memerlukan investigasi lebih lanjut.
Dengan dilaporkannya tambahan kasus baru GGAPA, hingga 5 Februari 2023 tercatat 326 kasus GGAPA dan satu suspek yang tersebar di 27 provinsi di Indonesia. Dari sejumlah tersebut 116 kasus dinyatakan sembuh, sementara enam kasus masih menjalani perawatan di RSCM Jakarta.
Gejala Gagal Ginjal Akut pada Anak
Gagal ginjal akut merupakan penyakit yang ditandai penurunan fungsi ginjal secara mendadak dan berpotensi mengancam jiwa bila tidak segera ditangani. Gejalanya bisa berbeda-beda pada setiap individu, tetapi paling sering dilaporkan adalah demam berhari-hari.
Berikut gejala gagal ginjal akut anak:
- Anak mengalami demam selama 3 sampai 5 hari, batuk hingga pilek
- Anak mengalami gejala infeksi saluran cerna seperti mual, muntah, hingga diare
- Urine pada anak mengalami perubahan warna, yaitu menjadi pekat coklat
- Penurunan jumlah urine]
- Tidak buang air kecil sama sekali.
Simak Video "Wanti-wanti Kemenkes RI Usai Muncul Lagi Kasus Gagal Ginjal Akut"
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)