Geger kelamin anak di Sumatera Selatan membusuk usai menjalani operasi usus buntu. Remaja berinisial CY (14) mulanya hanya mengeluhkan nyeri di bagian perut.
Akibat dari insiden ini, pihak rumah sakit dituding melakukan malpraktik.
"Awalnya, CY mengeluh sakit di perut kanan bawah, dan setelah dilakukan pemeriksaan, didiagnosis awal pada ringkasan perawatan, ternyata pasien mengalami acute appendicitis atau gejala radang usus buntu dan harus dilakukan operasi," kata Kuasa hukum keluarga CY, Muh Novel Suwa seperti dikutip dari detikSumut, Sabtu (11/2/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CY diketahui menjalani operasi pada 30 Januari, kesehatannya sebelumnya membaik hingga diperbolehkan pulang dari RS pada Jumat (3/2). Malpraktik diduga terjadi lantaran bekas luka operasi disebut tidak dijahit dan hanya ditutupi plester.
"Operasi pertama itu kita heran karena bekas luka tak dijahit, tapi hanya ditutup plester saja, sehingga menyebabkan pembengkakan dan menjalar ke bagian tubuh lainnya yakni alat vital pasien," ungkapnya.
"Luka operasi mengeluarkan cairan kuning terus menerus dan juga terjadi pembengkakan di area vital pasien atau miss V," terangnya.
RS Angkat Bicara
RS Mohammad Hoesein (RSMH) Palembang angkat bicara. Ia menekankan pihaknya sudah melakukan penanganan medis sesuai prosedur pada remaja tersebut. Permasalahan disebutnya hanya miskomunikasi dengan keluarga pasien.
"Jadi kita jelaskan ya, sepertinya kalau saya tangkap ini hanya miskomunikasi saja. Pada saat operasi pertama terhadap pasien, pihak keluarga telah kita jelaskan bahwa akan ada risiko yang kemungkinan terjadi, karena pasien sudah telat selama tiga hari untuk menjalani operasi usus buntu yang pertama itu," kata Marta kepada detikSumut, Sabtu (11/2).
TERUSKAN MEMBACA, KLIK DI SINI.
(naf/kna)











































