YKAKI Dorong Anak Penderita Kanker Jadi Prioritas dalam Pengobatan

YKAKI Dorong Anak Penderita Kanker Jadi Prioritas dalam Pengobatan

Dea Duta Aulia - detikHealth
Rabu, 15 Feb 2023 15:56 WIB
YKAKI Dorong Anak Penderita Kanker Jadi Prioritas dalam Pengobatan
Foto: Getty Images/iStockphoto/Panuwat Dangsungnoen
Jakarta -

Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) mendorong agar anak-anak penderita kanker mendapatkan prioritas dalam pengobatan. Pasalnya, anak-anak penderita kanker memiliki hak yang sama dengan anak-anak lainnya.

Ketua Pembina YKAKI Andi F. Noya mengatakan memprioritaskan anak untuk mendapatkan pengobatan begitu diperlukan. Sebab saat ini, bisa dikatakan perawatan terhadap anak-anak penderita kanker masih tergolong kurang memadai.

Secara angka, berdasarkan data Globocan pada 2020 terdapat 11.322 kasus baru kanker anak usia 0-19 tahun di Indonesia. Bahkan data dari Kementerian Kesehatan menyebut setiap tiga menit ada seorang anak di dunia yang meninggal akibat kanker.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hari Kanker Anak Internasional ini merupakan momentum bagi kita semua terutama untuk anak-anak penderita kanker terutama untuk keluarga mereka. Jadi momen ini tentu kita artikan sebagai momen yang penting. Karena sampai hari ini kita semua tahu bahwa perhatian kepada anak-anak penderita kanker masih terasa kurang," kata Andi di Webinar Hari Kanker Anak Internasional #throughtheirhands, Rabu (15/2/2023).

Menurutnya, ada sejumlah faktor penyebab kanker anak masih kurang diperhatikan. Ia mencontohkan dari segi angka, jumlah penderita kanker anak masih tergolong sedikit dibandingkan dengan mereka yang mengidap penyakit tersebut di usia dewasa atau produktif.

ADVERTISEMENT

Belum lagi faktor produktivitas, mereka yang terserang penyakit tersebut di usia dewasa kerap dianggap lebih produktif sehingga perlu mendapatkan perhatian lebih.

"Boleh jadi karena jumlah penderita kanker anak yang sekitar 3-4 persen dari penyandang kanker di dunia dianggap tidak signifikan dibandingkan dengan pada orang dewasa. Dan itu bisa menjadi salah satu pertimbangan kenapa kanker pada anak kurang mendapat perhatian. Atau bisa juga kanker pada orang dewasa ini kan karena mereka usia produktif dianggap lebih membutuhkan perhatian dan lebih kompleks," jelasnya.

Ia menilai apapun alasannya, hak anak penderita kanker tidak boleh dikesampingkan. Sebab mereka merupakan generasi penerus yang memiliki hak sama dengan anak-anak lainnya. Oleh karena itu, anak-anak penderita kanker perlu mendapatkan prioritas yang sama dalam penanganan penyakit tersebut.

"Tapi apapun alasannya, momen peringatan hari kanker inter sejatinya sebagai momentum bagi kita semua untuk mendorong semua pihak bahwa anak-anak dengan kanker punya hak yang sama dengan anak-anak Indonesia lainnya," ungkapnya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui kanker merupakan salah satu penyakit yang mematikan dan banyak menguras biaya untuk proses pengobatannya. Secara angka ia menyebutkan kanker yang dialami oleh orang dewasa atau anak-anak menempati posisi kedua setelah penyakit jantung.

"Data-data kanker, klaim BPJS paling besar itu penyakit jantung sekitar Rp 12 triliun dan kedua itu kanker Rp 4,5 triliun. Naik dari Rp 3,5 triliun dari tahun sebelumnya," jelasnya.

Meskipun begitu, pihaknya akan terus berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para penderita kanker baik anak-anak atau orang dewasa, salah satunya dengan menggelontorkan sejumlah dana untuk meningkatkan infrastruktur yang terdapat di rumah sakit.

"Kita sudah menyiapkan Rp 30 triliun lebih untuk memperbaiki infrastruktur rumah sakit kita," kata Budi.

Dana jumbo tersebut bakal diimbangi dengan pelatihan kepada para tenaga kesehatan agar mampu mendeteksi kanker sedini mungkin. Pasalnya, makin cepat kanker terdeteksi maka potensi untuk sembuhnya pun kian besar.

"Penyakit ini bisa disembuhkan tapi catatannya harus terdeteksi lebih dini. Makin cepat deteksi makin cepat treatment makin besar kemungkinan anak itu selamat. Kami akan mempersiapkan alat deteksi dininya di seluruh puskesmas dan latih semua dokter dan perawat untuk bisa mendeteksi kanker anak," jelasnya.

Di sisi lain, dokter dari Rumah Sakit Prof Kandou Manado, dr Stefanus Gunawan mengatakan tidak ada hal spesifik penyebab seorang anak terkena kanker (leukemia). Namun yang ada faktor risiko penyebab seorang anak bisa terserang penyakit kanker.

"Penyebab kanker pada anak hingga saat ini belum ada penyebab pastinya. Yang kita ketahui adalah faktor risiko atau faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya kanker seperti genetik, radiasi, paparan bahan kimia, dan virus," tutupnya.




(ncm/ega)

Berita Terkait