Ortu Waspada! Gejala Ini Bisa Jadi Tanda Anak Idap Kanker Mata

Ortu Waspada! Gejala Ini Bisa Jadi Tanda Anak Idap Kanker Mata

Atta Kharisma - detikHealth
Rabu, 15 Feb 2023 19:20 WIB
Ortu Waspada! Gejala Ini Bisa Jadi Tanda Anak Idap Kanker Mata
Foto: Getty Images/iStockphoto/Sewcream
Jakarta -

Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular paling mematikan di dunia. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga memiliki risiko terpapar penyakit satu ini.

Indonesia pun tidak luput dari ancaman kanker anak. Data terakhir yang dipaparkan Kementerian Kesehatan berdasarkan data Globocan tahun 2020 mengestimasi terdapat 11.156 kasus baru kanker pada anak usia 0-19 tahun di Indonesia.

Salah satu kanker yang bisa menyerang anak-anak adalah kanker mata atau yang dikenal juga dengan Retinoblastoma (RB). Tumor yang tergolong ganas ini biasanya ditemukan pada anak berusia di bawah 4-5 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahli kanker mata anak RS Cicendo Bandung dr. Anne Susanty SpA(K), MKes mengungkapkan Retinoblastoma serta kanker lainnya memiliki gejala yang mirip dengan penyakit biasa. Mulai dari pucat, memar, demam, sakit kepala hingga penurunan berat badan.

"Ada beberapa yang warning sign atau kita harus mencurigai bahwa di tanda-tanda ini mungkin ada kanker di anak. Seperti nyeri di kepala yang hebat, kemudian turun berat badan tidak diketahui sebabnya. Kemudian tadi juga nyeri tulang, kemudian demam yang tidak diketahui sebabnya bisa sampai dua minggu atau lebih," papar Anne dalam Webinar Hari Kanker Anak Internasional #throughtheirhands, Rabu (15/2/2023).

ADVERTISEMENT

Anne menambahkan mata juling termasuk salah satu warning sign gejala Retinoblastoma pada anak. "Jadi begitu matanya juling, segera cek sampai dikatakan bahwa dia adalah bukan Retinoblastoma," ujarnya.

Selain itu, Anne juga menuturkan 'mata belo' sebagai salah satu gejala Retinoblastoma yang kerap disalahartikan oleh para orang tua.

"Jadi itu bukan wah bagus nih mata anaknya belo. Bukan ya, jadi ini adalah suatu tanda juga bahwa telah terjadi glaukoma yang kita sering lihat di anak-anak Retinoblastoma yang stadiumnya masih di dalam mata, namun sudah stadiumnya terakhir," jelasnya.

Anne menjelaskan Retinoblastoma dapat teridentifikasi dengan munculnya leukokoria atau pupil putih pada mata anak. Gejala ini dapat dideteksi sedini mungkin dengan menyinari mata anak menggunakan cahaya senter atau flash kamera handphone.

"Tolong lakukan ini secara berkala. Jadi nyalakan flash handphonenya, kemudian ruangan digelapkan, arahkan senter atau flashnya ke mata anak. Yang bagus atau normal akan memantulkan cahaya merah atau kita bilangnya red reflex. Tapi apabila kemudian timbul seperti yang gambar kanan (pupil putih), periksakan ke dokter," terangnya.

Anne menuturkan Retinoblastoma dan kanker anak lainnya dapat ditangani dengan baik apabila diperiksakan sejak gejala awal.

"Jadi dari PPK 1 lalu dikirimkan ke PPK 2 dan kemudian PPK 3, itu sebaiknya tidak terjadi keterlambatan," ucapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengungkapkan kasus kanker di Indonesia terjadi karena minimnya pengetahuan terkait deteksi dini, khususnya pada kanker anak.

"Anak-anak yang dibawa ke dokter atau rumah sakit sudah berada pada stadium akhir, dan ini terjadi hampir di semua kasus kanker di Indonesia. Keterlambatan diagnosa dan tahapan pengobatan juga mengakibatkan penderita menjadi semakin parah," ujarnya.

Wanita yang akrab disapa Rerie ini mengimbau semua pihak untuk tidak takut terhadap kanker. Menurutnya, kanker dapat dihadapi selama orang-orang mau memahami, mempelajari dan 'berdamai' dengan kanker.

"Kanker memang penyakit yang lekat dengan mitos tertentu. Tapi satu hal yang harus dapat kita sadarkan khususnya kepada orang tua bahwa kanker tidak bisa membuat kita menjadi lemah, kanker juga tidak bisa membunuh cinta kita, di sinilah peran orang tua memiliki kunci untuk kemudian bisa menyiapkan anak sebagai penderita menghadapinya," katanya.

Senada, duta Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) Retno Palupi Noya menerangkan sosialisasi dan edukasi kanker pada anak penting untuk meningkatkan rate penyembuhan.

"Semoga semakin lebih banyak anak yang disembuhkan karena adanya sosialisasi deteksi dini kanker pada anak," tandasnya.




(ncm/ega)

Berita Terkait