Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekrnoputri, menyoroti kondisi stunting di Indonesia. Menurutnya, masih banyak warga Indonesia yang tinggi tubuhnya di bawah rata-rata.
"Sebenarnya negara ini banyak tinggi fisiknya juga di bawah rata-rata. Indonesia menurut saya sekarang seharusnya itu saja tidak tercapai. 160 saja belum tercapai," ungkapnya dalam acara Kick Off Pancasila Dalam Tindakan di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (16/2/2023).
"Kalau tadi saya bilang intermeso cucu-cucu saya cari pasangan yang tinggi-tinggi. Dalam perubahan ada namanya genetika, untjk bisa generasinya yang bagus, tegak-tegak," sambung Megawati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan tersebut juga Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo, SpOG, menjelaskan dalam setahun ada sekitar 2 juta orang menikah di Indonesia. Dari angka tersebut, 1,6 juta di antaranya hamil di tahun pertama pernikahan. Namun dari 1,6 juta tersebut juga, sebanyak 300 ribu anak mengalami stunting.
Menurutnya meski anak dengan stunting cenderung pendek secara fisik, tidak selalu tubuh pendek menandakan stunting. Di samping fisik yang pendek, efek lain dari stunting adalah kecerdasan yang rendah dan tinggi risiko penyakit ketika anak tersebut sudah mencapai usia dewasa sekitar 45 tahun ke atas. Beberapa penyakit yang mengancam seperti diabetes, atau penyakit kardiovaskular seperti stroke.
"Dampak dari stunting adalah dia tidak tinggi. Pasti tidak bisa menjadi TNI, Polri. Kemudian dia di hari tuanya cenderung sakit-sakitan lebih awal. Kalau orang pendek gemuk, itu gemuknya di tengah (disebut) central obese," terang dr Hasto.
(vyp/naf)











































