Dialami Aktor Bruce Willis, Begini Gejala-Penyebab Demensia Frontotemporal

Dialami Aktor Bruce Willis, Begini Gejala-Penyebab Demensia Frontotemporal

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Jumat, 17 Feb 2023 16:00 WIB
Dialami Aktor Bruce Willis, Begini Gejala-Penyebab Demensia Frontotemporal
Bruce Willis (Foto: Instagram @demimoore)
Jakarta -

Tahun lalu, Aktor Hollywood Bruce Willis memutuskan untuk pensiun dari dunia akting setelah divonis mengidap afasia. Kini pihak keluarga kembali mengungkap kondisi kesehatan sang aktor.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh pihak keluarga, mereka mengabarkan bahwa Bruce Willis didiagnosis mengidap demensia frontotemporal.

"Sejak kami mengumumkan diagnosis afasia Bruce pada musim semi 2022, kondisi Bruce berkembang dan kami sekarang memiliki diagnosis lebih spesifik: demensia frontotemporal (FTD)," tulis pihak keluarga,dikutip Variety, Jumat (17/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sayangnya tantangan komunikasi hanya salah satu gejala dari penyakit yang dihadapi Bruce. Meski ini menyakitkan, kami lega karena akhirnya mendapat diagnosis yang jelas."

Kabar itu juga disampaikan oleh Rumer Willis, putri pertama Bruce Willis, di media sosial sambil mengunggah foto sang ayah. Dalam unggahan itu, ia juga menyampaikan terima kasih pada semua orang yang terus mendukung ayahnya.

ADVERTISEMENT

Dikutip dari Alzheimer's Association, demensia frontotemporal (FTD) mengacu pada sekelompok gangguan yang disebabkan oleh hilangnya sel saraf secara progresif di lobus frontal otak (area di belakang dahi) atau lobus temporal (area di belakang telinga). Kondisi ini merupakan jenis demensia yang tak umum, menyebabkan masalah dengan perilaku dan bahasa.

Gejala Demensia Frontotemporal

Demensia frontotemporal cenderung berkembang perlahan dan memburuk secara bertahap selama beberapa tahun. Adapun tanda dan gejalanya, seperti:

  • Perubahan kepribadian dan perilaku, seperti bertindak tidak tepat atau impulsif, tampak egois atau tidak simpatik, mengabaikan kebersihan pribadi, makan berlebihan, atau kehilangan motivasi.
  • Masalah bahasa, seperti berbicara dengan lambat, berjuang untuk membuat suara yang tepat saat mengucapkan sepatah kata, menyusun kata-kata dengan urutan yang salah, atau menggunakan kata-kata yang salah.
  • Masalah dengan kemampuan mental, seperti mudah teralihkan, bergumul dengan perencanaan dan pengorganisasian.
  • Masalah memori, kondisi ini biasanya hanya cenderung terjadi di kemudian hari. Tidak seperti bentuk demensia yang lebih umum, seperti penyakit Alzheimer.
  • Mungkin juga ada masalah fisik, seperti gerakan lambat atau kaku, kehilangan kontrol kandung kemih atau buang air besar (biasanya tidak sampai nanti), kelemahan otot atau kesulitan menelan.

Masalah-masalah ini dapat membuat aktivitas sehari-hari semakin sulit, dan orang tersebut pada akhirnya tidak dapat menjaga dirinya sendiri.

Penyebab Demensia Frontotemporal

Demensia frontotemporal disebabkan oleh gumpalan protein abnormal yang terbentuk di dalam sel otak. Ini dianggap merusak sel dan menghentikannya bekerja dengan baik.

Protein tersebut menumpuk di lobus frontal dan temporal otak di bagian depan dan samping. Bagian otak yang berfungsi mengendalikan bahasa, perilaku, dan kemampuan untuk merencanakan dan mengatur.

Tidak sepenuhnya dipahami mengapa hal ini terjadi, tetapi seringkali ada kaitan genetik. Sekitar 1 dari 8 orang yang mengalami demensia frontotemporal akan memiliki kerabat yang juga terkena kondisi tersebut.

Orang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat demensia frontotemporal disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter sedini mungkin. Dengan tujuan, mengecek ada atau tidaknya risiko kondisi serupa.




(suc/vyp)
Demensia Bruce Willis
5 Konten
Aktor laga Bruce Willis didiagnosis mengidap Demensia Frontotemporal (FTD). Bedanya apa dengan jenis kepikunan yang lain seperti Alzheimer?

Berita Terkait