Baru-baru ini pihak keluarga aktor Bruce Willis mengabarkan bahwa kondisi aktor tersebut semakin memburuk. Setelah memutuskan berhenti dari dunia akting pada Maret 2022 akibat penyakit aphasia, kini pihak keluarga menyebut Bruce Willis mengidap demensia frontotemporal (FTD).
"Kesehatannya yang memburuk berkembang menjadi diagnosis spesifik yang ditemukan sebagai demensia frontotemporal," ucap pihak keluarga melalui laman Association for Frontotemporal Generation, Kamis (16/2/2023).
Pihak keluarga mengungkapkan, kondisi tersebut membuat Bruce Willis kesulitan berbicara dan komunikasi dengan orang lain. Meskipun demikian, pihak keluarga merasa lega karena mengetahui kondisi yang sebenarnya diidap oleh aktor berusia 67 tahun itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tahu jika dia (Bruce) saat ini mampu, dia ingin seluruh dunia memberikan perhatian pada mereka yang menghadapi penyakit melemahkan dan bagaimana dampaknya terhadap begitu banyak individu dan keluarga mereka," tulis pernyataan itu lagi.
Dikutip dari National Health Service (NHS UK), demensia frontotemporal (FTD) merupakan jenis demensia yang tak umum. Kondisi ini menyebabkan masalah dengan perilaku dan bahasa.
Demensia frontotemporal mempengaruhi bagian depan dan samping otak (lobus frontal dan temporal). Kondisi ini juga cenderung berkembang perlahan dan memburuk secara bertahap selama beberapa tahun.
Adapun kemungkinan penyebab demensia frontotemporal adalah gumpalan protein abnormal yang terbentuk di dalam sel otak. Ini dianggap merusak sel dan menghentikannya bekerja dengan baik.
Protein tersebut menumpuk di lobus frontal dan temporal otak di bagian depan dan samping. Bagian otak yang berfungsi mengendalikan bahasa, perilaku, dan kemampuan untuk merencanakan dan mengatur.
Tidak sepenuhnya dipahami mengapa hal ini terjadi, tetapi seringkali ada kaitan genetik. Sekitar 1 dari 8 orang yang mengalami demensia frontotemporal akan memiliki kerabat yang juga terkena kondisi tersebut.
Jika memiliki riwayat keluarga demensia frontotemporal, disarankan cek ke dokter sedini mungkin untuk mengetahui apakah memiliki risiko penyakit ini atau tidak.
(suc/naf)











































