Belakangan virus Marburg jadi kekhawatiran pandemi baru dengan angka kematian tinggi yakni 80 persen. Organisasi Kesehatan Dunia tengah memantau penyebaran wabah baru virus Marburg di Guinea, Afrika Barat.
Total ada sembilan kasus kematian dan 16 suspek kasus virus Marburg. Sempat ada dua orang diduga ikut terpapar di Kamerun, luar Guinea, ternyata hasilnya negatif Marburg.
Dipastikan, penyebaran sejauh ini hanya berada di Guinea. Meski begitu, Kementerian Kesehatan RI tetap memantau potensi 'terbawanya' virus Marburg ke Indonesia melalui pelaku perjalanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ada riwayat perjalanan, untuk diminta melapor ke fasilitas kesehatan, ketika masuk negara kita," beber dr Nadia melalui keterangan tertulis yang diterima detikcom Selasa (21/2/2023).
dr Nadia juga mengimbau pelaku perjalanan mewaspadai gejala yang dikeluhkan seperti demam, nyeri otot, hingga diare. Jika ada keluhan semacam itu, kemungkinan akan diambil sampel uji untuk melakukan genome sequencing.
Namun, ia meminta masyarakat tidak panik lantaran selama ini nihil kasus virus Marburg di Indonesia maupun negara tetangga. Penularannya juga diyakini tidak semudah COVID-19.
Sejauh ini, Indonesia belum memiliki riwayat keberadaan kasus virus Marburg, kata dokter Nadia. "Indonesia tidak pernah, dan negara-negara tetangga juga tidak pernah," katanya.
"Penularannya tidak mudah. Ini lewat cairan tubuh. Jadi air liur, jadi makanya tidak terlalu khawatir lewat saluran pernapasan," katanya.
(naf/kna)











































