Anak Anggota GP Ansor Dirawat di ICU usai Dianiaya Pengemudi Rubicon

Anak Anggota GP Ansor Dirawat di ICU usai Dianiaya Pengemudi Rubicon

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Rabu, 22 Feb 2023 18:00 WIB
Anak Anggota GP Ansor Dirawat di ICU usai Dianiaya Pengemudi Rubicon
Anak anggota GP Ansor dirawat intensif usai jadi korban penganiayaan. Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Anak pengurus GP Ansor Jonathan Latumahina, David, masih dirawat intensif di rumah sakit akibat mengalami penganiayaan oleh pengemudi Rubicon berinisial MDS.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan korban mengalami penganiayaan yang berujung fatal sehingga harus menjalani perawatan.

"Pelaku menendang kepala korban," katanya dalam keterangan kepada wartawan, Rabu (22/2/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Umum GP Ansor DKI Jakarta M Ainul Yaqin mengatakan David masih dirawat intensif di ICU usai penganiayaan. Ainul mengatakan David mengalami luka yang cukup serius dan belum sadarkan diri.

"Belum sadarkan diri," kata Ainul kepada CNNIndonesia.

ADVERTISEMENT

Tendangan di area kepala bisa menimbulkan cedera kepala. Cedera kepala adalah istilah yang menggambarkan serangkaian luas cedera yang terjadi pada kulit kepala, tengkorak, otak, dan jaringan di bawahnya serta pembuluh darah di kepala.

Cedera kepala juga biasa disebut sebagai cedera otak, atau cedera otak traumatis (TBI), tergantung pada tingkat trauma kepala.

Dikutip dari laman John Hopkins Medicine, ketika ada pukulan langsung ke kepala atau cedera tipe whiplash (seperti yang terlihat pada kecelakaan kendaraan bermotor) akan terjadi memar di otak dan kerusakan pada jaringan internal dan pembuluh darah disebabkan oleh mekanisme yang disebut coup-countrecoup.

Saat otak tersentak ke belakang, kondisi tersebut dapat mengenai tengkorak di sisi yang berlawanan dan menyebabkan memar yang disebut countrecoup lesion. Guncangan otak terhadap sisi tengkorak dapat menyebabkan robekan (robekan) lapisan dalam, jaringan, dan pembuluh darah yang dapat menyebabkan pendarahan dalam, memar, atau pembengkakan otak.

Cedera kepala sedang hingga berat membutuhkan perhatian medis segera. Cedera kepala berat dapat menimbulkan gejala:

  • Penurunan kesadaran
  • Sakit kepala parah yang tidak kunjung sembuh
  • Mual dan muntah berulang
  • Kehilangan memori jangka pendek, seperti kesulitan mengingat peristiwa yang mengarah ke dan melalui peristiwa traumatis
  • Bicara cadel
  • Kesulitan dengan berjalan
  • Kelemahan di satu sisi atau area tubuh
  • Berkeringat
  • Warna kulit pucat
  • Kejang atau kejang
  • Perubahan perilaku termasuk lekas marah
  • Darah atau cairan bening keluar dari telinga atau hidung
  • Satu pupil (area gelap di tengah mata) melebar, atau terlihat lebih besar, daripada mata lainnya dan tidak menyempit, atau mengecil, saat terkena cahaya
  • Luka dalam atau laserasi di kulit kepala
  • Luka terbuka di kepala
  • Benda asing menembus kepala
  • Koma (keadaan tidak sadar dimana seseorang tidak dapat dibangunkan; merespon hanya minimal, jika sama sekali, terhadap rangsangan; dan tidak menunjukkan aktivitas sukarela)
  • Keadaan vegetatif (suatu kondisi kerusakan otak di mana seseorang telah kehilangan kemampuan berpikir dan kesadaran akan lingkungannya, tetapi mempertahankan beberapa fungsi dasar seperti pernapasan dan sirkulasi darah)



(kna/vyp)

Berita Terkait