Ratna Galih mengalami hiperlaktasi atau produksi ASI berlebih saat menyusui anak pertamanya. Meskipun ia menyusui langsung, memompa ASI, dan menjadi donor ASI, ia tetap memproduksi ASI berlebih. Akibat kondisinya, Ratna sering keluar masuk Unit Gawat Darurat (UGD) .
Ratna mengaku belum mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman seputar memberikan ASI ketika menyusui anak pertamanya. Karena itulah ia sampai terkena mastitis dan menjalani operasi.
"Bahkan yang anak pertama karena aku masih belum tahu dan belum ada pengalaman, itu sampai mastitis dan beneran harus dioperasi," ungkapnya.
Akibat kendala dalam menyusui dan langganan masuk rumah sakit, Ratna mengaku sempat alami trauma. Bahkan, kondisi hiperlaktasi ini masih ia alami ketika menyusui anak kedua dan ketiganya. Meskipun begitu, pengalamannya ini banyak membantu Ratna mengatasi kesulitan menyusui. Ia pun bersyukur memiliki produksi ASI yang berlimpah karena sangat berguna saat menyusui anak kembarnya, Shaldy dan Shelma.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di menyusui Si Kembar ini tertolong karena gantian. Jadi benar-benar pengosongan maksimal, sama sekali tidak merasakan masuk UGD saat menyusui anak kembar," katanya.
TERUSKAN MEMBACA, KLIK DI SINI
(vyp/vyp)











































