Semua orang tua tentunya menginginkan anak dalam keadaan sehat. Namun, masih banyak bayi yang dilahirkan dalam kondisi tidak normal, termasuk mengidap penyakit jantung bawaan (PJB).
Penyakit jantung bawaan merupakan penyakit jantung yang telah ada sejak lahir, akibat adanya pembentukan jantung yang tidak sempurna pada fase awal perkembangan janin di dalam kandungan. Pada kondisi ini dapat mengganggu aliran darah ke jantung, mengakibatkan tumbuh kembang pada anak menjadi kurang sempurna dan berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik.
Anak harus diperhatikan dengan baik oleh orang tua, seperti mencari tahu mengenai penyebab dan ciri-ciri dari PJB agar meminimalisir dampak yang terjadi pada anak. Hal yang penting adalah kesadaran oleh orang tua untuk tidak takut membawa anaknya ke fasilitas kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya bayi dibawa ke UGD, karena adanya gagal jantung, lama-lama biru semakin biru disertai tangis yang merintih, napas memburuk, kesadaran menurun, pingsan, dan kalau didiamkan bisa menjadi kematian," kata spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Radityo Prakoso, SpJP (K) dari RS Heartology Cardiovascular Center melalui Webinar pada Senin (27/2/2023)
Menurut dr Radityo, penyebab terjadinya PJB beragam. Mulai dari faktor genetik, infeksi virus rubella pada masa kehamilan, bayi terlahir dengan down syndrome, hingga kondisi berikut:
- Diabetes
- Penggunaan obat-obatan
- Mengkonsumsi alkohol, dan
- Perokok aktif maupun pasif.
Sebagai penanganan awal, orangtua perlu mengetahui gejala bayi pengidap PJB seperti berikut:
- Kulit menjadi kebiruan
- Kesulitan bernapas
- Berat badan terus menurun
- Pertumbuhan tubuh anak tidak berkembang
- Suara detak jantung tidak normal
- Tangisan yang merintih
- Batuk terus menerus
Ketika anak memiliki ciri-ciri seperti di atas, maka diharuskan untuk periksa ke dokter jantung dan jangan menunggu sampai penyakit menjadi bertambah buruk. Jika mendapatkan penanganan yang tidak cepat dan tepat, maka risiko kematian pada anak akan terus meningkat.
Selain itu, penanganan pertama jika anak dengan kondisi kulit biru ataupun sesak napas tidak dapat dilakukan di rumah, karena adanya pemeriksaan lebih lanjut yang dilakukan oleh dokter agar mendapatkan pertolongan.
Penanganan pada PJB yang dapat dilakukan oleh dokter dengan melakukan bedah atau non bedah. Namun, beberapa hal harus dilakukan dengan bedah karena adanya jenis yang kompleks.
(naf/naf)











































