Baru-baru ini, viral siswa SMA/SMK di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang harus masuk sekolah jam 5 pagi. Kebijakan yang dibuat oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Kadisdikbud NTT, bertujuan untuk mengasah kedisiplinan dan etos kerja siswa. Viktor mengatakan rata-rata anak SMA tidur sekitar pukul 22.00 WITA. Menurutnya, 6 jam tidur dirasa cukup bagi siswa.
Kebijakan tersebut justru menuai banyak protes lantaran dinilai tidak efektif bagi pembelajaran anak. Sebenarnya, berapa lama jam tidur yang ideal bagi para remaja?
Dikutip dari laman Center for Disease Control and Prevention (CDC AS), anak-anak dan remaja yang kurang tidur memiliki risiko terkena obesitas, diabetes, cedera, kesehatan mental yang buruk, dan masalah perhatian dan perilaku yang lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut The American Academy of Sleep Medicine, jam tidur yang direkomendasikan bagi anak usia 6-12 tahun adalah 9-12 jam per hari. Sementara itu, bagi remaja usia 13-18 tahun harus tidur 8-10 jam per hari.
CDC menganalisis Survei Perilaku Berisiko Remaja pada 2015. Berdasarkan survei nasional tersebut, ditemukan siswa SMP tidak mendapat jam tidur yang cukup sebesar 57,8 persen. Pada siswa SMA, sebanyak 72,7 persen juga kurang tercukupi jam tidurnya.
Dikutip dari The Sleep Doctor, berikut sederet risiko kurang tidur bagi remaja yang perlu diketahui.
Pengaruh Kurang Tidur pada Remaja
1. Menurunnya prestasi akademik
Kurang tidur dapat menyebabkan masalah dengan konsentrasi, pemecahan masalah, motivasi, memori, dan keterampilan organisasi. Ini dapat menurunkan nilai akademis.
2. Masalah perilaku
Remaja yang kurang tidur mungkin memiliki masalah perilaku. Mereka lebih impulsif dan kesulitan menjaga hubungan positif dengan teman sebayanya.
3. Kesehatan mental yang buruk
Remaja yang kurang tidur mungkin mengalami penurunan suasana hati. Kurang tidur bahkan dapat menyebabkan gejala depresi dan kecemasan.
4. Kecelakaan dan cedera
Kurang tidur meningkatkan kemungkinan remaja terlibat dalam perilaku berisiko seperti minum alkohol dan mengemudi. Ini membuat remaja lebih rentan terhadap cedera yang tidak disengaja.
American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar sekolah menengah pertama dan atas dimulai pada pukul 8:30 pagi atau lebih untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan jumlah tidur yang mereka butuhkan.
NEXT: Meningkatkan gangguan irama sirkadian
Terkait siswa masuk sekolah jam 5 pagi di NTT, beberapa pakar juga mengkhawatirkan dampaknya bagi kesehatan remaja, terutama jika tidak mendapat waktu tidur yang cukup. Menurut spesialis penyakit dalam dari Junior Doctor Network Indonesia, dr Andi Khomeini Takdir Haruni yang akrab disapa dr Koko, salah satu risiko yang bisa muncul adalah gangguan irama sirkadian.
Kondisi ini tidak hanya berdampak pada fungsi kognitif anak, melainkan risiko kenaikan tekanan darah dan gula darah. Karenanya, memastikan anak mendapat kebutuhan tidur yang cukup tidak boleh diabaikan.
"Jadi kalau irama sirkadian terganggu itu banyak hal yang bisa ikut berubah di dalam tubuh, misal tidak hanya level energinya dan juga ketajaman berpikir atau kemampuan kognitif dari orang yang bersangkutan.
"Tapi itu juga mengganggu daya adaptasi terhadap stres kemudian bisa menyebabkan gangguan metabolisme gula darah," sambung dia.
Sebagian besar pasien dengan gangguan irama sirkadian terindikasi mengalami peningkatan gula darah. Itulah alasan jam sekolah pukul 5 pagi dinilai tak ideal, lantaran menurut dr Koko waktu tidur anak bisa berkurang dari yang selama ini dianjurkan yakni delapan jam.
"Sebagian pasien itu mengalami peningkatan gula darah kemudian ada yang mengalami peningkatan tekanan darah jadi banyak hal yang sebenarnya kita harus pertimbangkan," jelas dia.
"Dan kita targetnya justru harus mengupayakan agar irama sirkadian itu menjadi lebih okay untuk seluruh penduduk Indonesia. Karena itu akan jadi sangat baik untuk kesehatan masyarakat kita secara umum," tuturnya.
Masalah gangguan irama sirkadian juga tidak hanya terjadi pada anak, melainkan usia dewasa. dr Koko khawatir orangtua dan guru mengalami hal yang sama lantaran harus bersiap lebih awal dari semula pukul 5 pagi untuk aktivitas sekolah.
Sebelumnya, alasan Gubernur NTT Viktor Bungtilu meminta jam masuk sekolah peserta didik SMA dimajukan menjadi pukul 05.00 WITA, adalah mengasah kedisiplinan dan etos kerja para peserta didik.
Menurut dia, rata-rata anak SMA paling malam tidur di pukul 22:00 WITA, sehingga enam jam cukup untuk waktu istirahat.











































