Kementerian Kesehatan RI menyoroti peningkatan prevalensi kasus obesitas. Diprediksi pada 2030, sebanyak 1 dari 5 wanita dan 1 dari 7 pria bakal kena obesitas, setara dengan lebih dari 1 miliar orang di dunia.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maxi Rein Rondonuwu menyebut, kondisi tersebut bakal menjadi beban ganda di negara-negara berkembang. Di samping risiko munculnya penyakit imbas obesitas, prevalensi kasus yang tinggi juga bisa memicu kerugian ekonomi imbas tingginya biaya perawatan.
"(Kasus obesitas) dari 10,5 persen di 2007, pada 2018 naik menjadi 21,8 persen," ungkap Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maxi Rein Rondonuwu dalam konferensi pers virtual terkait Hari Obesitas Sedunia, Senin (6/3/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut ia menegaskan, obesitas adalah pemicu kasus kematian tertinggi. Pasalnya, kondisi kelebihan berat badan tersebut memicu timbulnya penyakit lain termasuk kardiovaskular.
"Obesitas menjadi faktor risiko terhadap penyakit tidak menular (seperti) diabetes, jantung, hipertensi, penyakit metabolik dan nonmetabolik lainnya, dan berkontribusi sebagai penyebab kematian tertinggi pada penyakit kardiovaskular, ginjal, diabetes, merupakan angka yang paling banyak meninggal," pungkas Maxi.
(vyp/naf)











































