Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan data kasus diabetes pada anak meningkat hingga 70 kali lipat sejak 2010. Dikemukakan oleh dr Leonirma Tengguna, MSc, SpA, selaku dokter spesialis anak, siapa pun boleh mengkonsumsi gula, tapi tidak dalam porsi yang berlebih. Untuk anak-anak yang masih dalam pengawasan orang tua, disarankan mengkonsumsi camilan atau makanan lainnya yang dituang ke piring guna memberikan batasan konsumsi gula pada anak.
"Boleh saja kita makan makanan yang mengandung gula, tapi jumlah porsinya itu yang harus kita atur. Kalau misalnya minum minuman yang mengandung gula, kalau kita mau menghindari diabetes, mau nggak mau kita harus kurangi atau bahkan kita hentikan. Cara lain dari makan adalah kita tingkatkan konsumsi dari buah dan sayur. Dan kurangi makanan instan, junk food, itu mereka punya kadar indeks glikemik yang tinggi," ujarnya dalam program e-Life Jumat (3/3/2023).
"Hal lain yang bisa kita lakukan adalah menjaga porsi asupan kita, ini khususnya anak yang sudah melewati masa MPASI dan sudah besar. Kita jaga porsinya, makan itu tidak langsung dari kemasannya, tapi misal dia makan keripik atau makanan lainnya yang dibungkus dalam kemasan, itu kalau mau makan pun, ditaruh di piring, dan hanya boleh makan yang ada di piring. Jangan kebablasan makan sampai satu bungkus," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zaman sekarang, anak-anak sangat erat dalam penggunaan gadget sehingga tidak ada aktivitas fisik atau olahraga yang dilakukan. Hal ini tentu menjadi salah satu pemicu terjadinya diabetes pada anak.
"Lalu, olahraga itu kan dibutuhkan ya untuk meningkatkan metabolisme kita supaya lebih baik, sedangkan anak-anak zaman sekarang itu kan sering kali terpaku pada gadget, nonton TV, sehingga mereka kurang aktivitas fisik, itu juga salah satu pola hidup yang berisiko untuk meningkatkan terjadinya diabetes pada anak-anak," ujar dr Leonirma Tengguna, MSc, SpA, selaku dokter spesialis anak.
(mjt/mjt)










































