Autisme Sudah Bisa Terlihat Sejak Bayi? Faktanya Sih Begini

Jakarta -

Autisme berhubungan dengan perkembangan otak. Anak yang mengalami autisme memiliki cara pandang dan kemampuan sosialisasi yang berbeda dengan yang lain. Kondisi ini menyebabkan masalah dalam berkomunikasi dan berinteraksi.

Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka autisme semakin meningkat setiap tahun. Meskipun begitu, penyebab pasti autisme belum diketahui.

Anak yang mengidap autisme umumnya kesulitan menjalin hubungan sosial-emosional secara timbal balik dengan sesamanya. Mereka sulit diajak mengobrol, kurang bahkan tidak memiliki emosi atau ekspresi yang sesuai, dan tidak memberi respons ketika diajak bicara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anak yang tidak memberi kontak mata atau ekspresi wajah bisa menjadi gejala bahwa ia mengidap autisme. Mereka justru menggunakan bahasa tubuh tertentu.

Kapan Anak Terdeteksi Autisme?

Dikutip dari laman Kemenkes RI, autisme dapat berkembang selama masa bayi hingga awal kanak-kanak. Gejala autisme akan terlihat sebelum anak berusia tiga tahun.

IDAI menganjurkan para orang tua untuk membawa anak ke dokter spesialis anak guna melakukan skrining perkembangan. Skrining ini dilakukan secara rutin ketika menginjak usia 9, 18, dan 30 bulan.

Tanda-tanda Autisme

Ada beberapa tanda atau red flags yang perlu diwaspadai orang tua terkait autisme pada anak. Berikut tanda-tandanya.

Tidak ada babbling (ocehan) di usia 12 bulan
Belum bisa menunjuk di usia 12 bulan
Tidak menunjukan mimik wajah wajar di usia 12 bulan
Tidak ada kata-kata berarti di usia 16 bulan
Tidak ada kalimat terdiri dari 2 kata yang bukan ekolalia di usia 24 bulan
Hilangnya kemampuan berbahasa atau kemampuan sosial pada usia berapa pun
Anak tidak atau sulit menoleh ketika dipanggil namanya di usia 6 bulan hingga 1 tahun.

TERUSKAN MEMBACA, KLIK DI SINI

Video: Dear Parents! Kenali Ciri-ciri Anak yang Mengidap Autisme

(Celine Kurnia/naf)