Selain hemodialisis, alternatif cuci darah yang bisa dilakukan oleh pengidap gagal ginjal kronis adalah CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis) atau disebut juga peritoneal dialisis. Berbeda dengan hemodialisis, terapi cuci darah ini bisa dilakukan di rumah.
Peritonoal dialisis atau CAPD juga merupakan tindakan yang dilakukan di rumah sakit untuk membersihkan racun-racun dan mengeluarkan cairan yang berlebihan dari dalam tubuh.
"Pasien bisa cuci darah mandiri atau CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis). Pasien bisa melakukan di rumah dan sangat bermanfaat bagi pasien terutama bagi pasien yang rumahnya jauh dari fasilitas kesehatan," kata Dokter Konsultan Ginjal Hipertensi dr Wachid Putranto, Sp.PD-KGH, FINASIM dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) dalam konferensi pers Hari Ginjal Sedunia, Selasa (7/3/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada hemodialisis, darah dikeluarkan dari tubuh, disaring melalui mesin dan kemudian darah yang disaring dikembalikan ke tubuh. Hemodialisis biasanya dilakukan di tempat perawatan kesehatan, seperti pusat dialisis atau rumah sakit.
Sementara CAPD menggunakan membrane peritoneal sebagai filter pembersihan zat sisa dan membuang kelebihan cairan.
"CAPD itu bisa dilakukan sendiri di rumah, pasien baru datang sekali sebulan untuk mengambil cairannya. Proses CAPD bisa dilakukan pasien sendiri. Nanti ada cairan yang dimasukkan ke perut lewat kateter," kata dr Wachid.
Cara kerja CAPD
Dikutip dari Mayo Clinic, selama melakukan peritonoal dialisis, cairan akan mengalir melalui tabung (kateter) ke bagian perut. Lapisan perut (peritoneum) akan bertindak sebagai filter dan menghilangkan produk limbah dari darah.
CAPD bekerja dengan menggunakan alat distribusi cairan dan saluran keluar-masuk yang dipasangkan di rongga perut. Cairan dialisis dimasukkan ke dalam rongga perut melalui alat tadi, yang akan bekerja menyerap zat sisa dan racun tubuh.
Setelah 4-6 jam, cairan itu dikeluarkan kembali, sekaligus diganti dengan cairan yang baru. Proses CAPD dilakukan setiap hari dengan intensitas empat kali sehari. Proses ini bisa dilakukan secara mandiri oleh pasien di rumah namun dengan pengarahan tenaga kesehatan.
Perawatan ini dapat dilakukan di rumah, di tempat kerja atau saat bepergian. Tapi terapi ini bukanlah pilihan untuk semua orang dengan gagal ginjal.
Terapi CAPD ini biasanya tidak diberikan kepada pasien dengan:
- Bekas luka operasi yang luas di perut
- Area besar otot perut yang melemah (hernia)
- Kemampuan terbatas untuk merawat diri sendiri, atau kurangnya pengasuhan
- Penyakit radang usus atau serangan divertikulitis yang sering terjadi
(kna/kna)











































