Cuitan Komika Kiky Saputri terkait 'stroke kuping' viral di Twitter. Dalam cuitan tersebut, Kiky menceritakan pengalamannya saat mertua didiagnosis stroke kuping oleh dokter di Indonesia.
"Mertua saya didiagnosa stroke kuping karena tiba-tiba pendengarannya terganggu. Disuntik dalemnya malah makin parah pendengarannya," tulis Kiky melalui akun @kikysaputrii, Selasa (7/3/2023).
"Akhirnya ke RS Spore & diketawain sama dokternya mana ada stroke kuping. Itu cuma flu jadinya bindeng ke telinga & sekarang udah sembuh. Kocak kan?" sambungnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cuitan tersebut ia tulis sebagai respons atas pernyataan Presiden Jokowi mengenai banyaknya masyarakat yang lebih memilih berobat ke luar negeri. Disebutkan sekitar 2 juta warga Indonesia memilih untuk berobat di luar negeri setiap tahunnya.
Menanggapi komentar yang ramai diperbincangkan tersebut, Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Slamet Budiarto ikut angkat bicara.
dr Slamet mengatakan bahwa kualitas dokter dan tenaga kesehatan di Tanah Air tidak kalah dari luar negeri.
"SDM dokter di Indonesia dan Singapura itu nggak beda jauh dan nggak kalah dari luar negeri," katanya ketika dihubungi detikcom, Rabu (8/3/2023).
Menurutnya, yang menjadi pembeda utama adalah ketersediaan alat kesehatan dan pembiayaannya. Ia menilai, banyak pasien di Indonesia yang dibiayai oleh bantuan BPJS Kesehatan, yang nilai keekonomiannya tidak sebanding.
"Kalau di Singapura, sekali dokter periksa itu dapat fee yang cukup karena biayanya cukup," ujarnya.
Kondisi tersebut juga berpengaruh pada kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Selain itu, ia juga menyayangkan bagaimana alat kesehatan dan obat-obatan ini masih dikenai pajak sehingga meningkatkan biaya yang perlu dikeluarkan oleh rumah sakit. Jelas, hal tersebut berdampak pada kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia menjadi kurang optimal.
"RS itu ada keengganan beli alat canggih karena mahal, terkena pajak. Ini kan PR pemerintah, IDI sudah menyurati ke Presiden agar obat dan alkes nggak dikenai pajak," pungkas dr Slamet.
"Kenapa orang lari ke Penang, Singapura, ya itu tadi. Di sana pelayanan lebih komprehensif karena alkes canggih sehingga dokternya bebas menggunakan alat untuk diagnosa. Tapi kalo SDM, sama. keahliannya sama," sambungnya.
NEXT: Stroke kuping sendiri beneran ada nggak sih? Ini faktanya
Apa itu 'Stroke Kuping'?
Dalam dunia medis, stroke kuping memang tidak dikenal. Namun orang awam menggunakan istilah ini untuk menyebut kondisi yang oleh para dokter dikenal sebagai sudden sensorineural hearing loss (SSHL) atau sudden deafness.
Sebenarnya nggak asing-asing amat, istilah 'stroke kuping' rupanya sudah kerap dipakai termasuk di luar negeri. Laman Quality Health Care misalnya, menggunakan istilah 'ear stroke' yang artinya stroke kuping dan mendefinisikannya sebagai gangguan pendengaran sensorineural mendadak. Dalam waktu 3 hari, orang akan kehilangan sebagian atau seluruh kemampuan pendengarannya.
Menurut dr Ahmad Wahyudin SpTHT, dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan dari RS Primaya Depok, kondisi yang dialami mertua Kiky mungkin merupakan sudden sensorineural hearing loss (SSHL) atau biasa juga disebut sebagai sudden deafness.
"Mungkin karena berhubungan dengan saraf pendengaran makanya disebut stroke kuping," ungkap dr Ahmad kepada detikcom, Rabu (8/3/2023).
SSHL atau sudden deafness adalah gangguan pendengaran yang umumnya dialami oleh orang berusia 30 hingga 60 tahun. Gejalanya ditandai dengan adanya penurunan kemampuan pendengaran secara tiba-tiba kurang dari 72 jam sebanyak 30 desibel atau lebih dan penurunan pada tiga frekuensi.
Hingga kini, dr Ahmad menjelaskan bahwa penyebab 'stroke kuping' masih belum diketahui secara pasti. Namun, faktor yang paling umum dalam gangguan pendengaran banyak berkaitan dengan kondisi telinga bagian dalam atau saraf pendengaran.











































