Cerebral Atrophy pada Anak: Gejala, Penyebab, hingga Komplikasi

Cerebral Atrophy pada Anak: Gejala, Penyebab, hingga Komplikasi

Dinda Zahra - detikHealth
Jumat, 10 Mar 2023 11:44 WIB
Cerebral Atrophy pada Anak: Gejala, Penyebab, hingga Komplikasi
Ilustrasi anak pengidap cerebral atrophy. (Foto: Getty Images/iStockphoto/jarenwicklund)
Jakarta -

Cerebral atrophy adalah kondisi yang mempengaruhi otak. Cerebral atrophy adalah kondisi otak kehilangan sel-sel neuron dan hubungan antara sel-sel otak dan volume sering berkurang. kehilangan ini dapat menyebabkan masalah dengan pemikiran, ingatan, dan melakukan aktivitas sehari-hari. Semakin banyak sel yang hilang maka akan semakin parah kondisi seseorang.

Ada dua jenis atrofi otak, yakni fokal dan umum. Atrofi fokal berarti kerusakan terjadi di satu area otak. Sementara pada atrofi umum, kerusakan meluas ke seluruh otak.

Faktanya, manusia kehilangan beberapa sel otak seiring bertambahnya usia. Volume otak juga dapat menurun, namun dalam dunia medis, istilah atrofi otak menjelaskan kondisi ketika seseorang mengalami lebih banyak perubahan pada otak daripada yang diperkirakan karena usia. Pada kondisi ini, kerusakan terjadi lebih cepat daripada proses penuaan pada umumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena cerebral atrophy, di antaranya:

  • Usia lanjut
  • Riwayat keluarga dengan kelainan genetik
  • Riwayat keluarga dengan gangguan neurologis
  • Cedera kepala atau otak
  • Peminum berat
  • Perokok

Gejala Cerebral Atrophy

Beberapa penyakit dapat menyebabkan atrofi serebral, seperti demensia, kejang, dan sekelompok gangguan bahasa yang disebut afasia.

ADVERTISEMENT

1. Demensia

Demensia ditandai dengan gangguan memori dan fungsi intelektual yang progresif yang cukup parah sehingga mengganggu keterampilan sosial dan pekerjaan. Memori, orientasi, abstraksi, kemampuan untuk belajar, persepsi visual-spasial, dan fungsi eksekutif yang lebih tinggi seperti perencanaan, peroganisasian, dan pengurutan juga dapat terganggu.

2. Kejang

Kejang dapat timbul dalam bentuk yang berbeda-beda. Kondisi ini muncul sebagai disorientasi, gerakan berulang, kehilangan kesadaran, atau kejang.

3. Afasia

Afasia adalah sekelompok gangguan yang ditandai dengan gangguan dalam berbicara dan memahami bahasa. Afasia reseptif dapat menyebabkan gangguan pemahaman. Sementara afasia ekspresif tercermin dalam pilihan kata yang aneh, penggunaan frase parsial, klausa terputus-putus, dan kalimat tidak lengkap.

Penyebab Cerebral Atrophy

Cerebral atrophy disebabkan oleh perkembangan otak yang tidak normal atau kerusakan pada otak yang sedang berkembang. Hal ini biasanya terjadi sebelum anak lahir, tetapi bisa juga terjadi saat lahir atau pada awal masa bayi.

Dalam banyak kasus, penyebab dari kondisi ini masih belum diketahui. Banyak faktor yang dapat menyebabkan masalah pada perkembangan otak. Beberapa di antaranya:

  • Mutasi gen yang mengakibatkan kelainan genetik
  • Infeksi ibu yang mempengaruhi janin yang sedang berkembang
  • Stroke janin
  • Pendarahan ke otak di dalam rahim atau saat bayi baru lahir
  • Infeksi bayi
  • Cedera kepala pada bayi
  • Kurangnya oksigen ke otak

Komplikasi Cerebral Atrophy

Terdapat beberapa komplikasi dari cerebral atrophy, seperti kelemahan otot, kelenturan otot, dan masalah koordinasi selama masa kanak-kanak atau dewasa. Selain itu, beberapa komplikasi lainnya dapat terjadi, seperti

1. Kontraktur

Kontraktur adalah pemendekan jaringan otot akibat pengetatan otot yang parah yang dapat disebabkan oleh spastisitas. Kondisi ini dapat menghambat pertumbuhan tulang, menyebabkan tulang bengkok, dan mengakibatkan kelainan bentuk sendi, dislokasi, atau dislokasi sebagian. Ini bisa termasuk pula dislokasi pinggul, kelengkungan tulang belakang (scoliosis) dan kelainan bentuk ortopedi lainnya.

2. Malnutrisi

Masalah menelan atau makan dapat mempersulit seseorang yang menderita cerebral atrophy, terutama bayi, untuk mendapat nutrisi yang cukup. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan dan melemahkan tulang.

3. Kondisi kesehatan jiwa

Mereka yang memiliki cerebral palsy dapat memiliki kondisi kesehatan mental, seperti depresi. Isolasi sosial dan tantangan mengatasi kondisi ini juga dapat menimbulkan depresi.

4. Penyakit jantung dan paru-paru

Pengidap cerebral atrophy dapat memiliki penyakit jantung, paru-paru, dan gangguan pernapasan.

5. Osteoarthritis

Tekanan pada sendi atau penyelarasan sendi yang tidak normal akibat spastisitas otot dapat menyebabkan timbulnya penyakit tulang degenerative yang menyakitkan.




(Dinda Zahra/kna)

Berita Terkait