PB IDI Investigasi Kasus Dokter di Nabire Tewas dengan Mulut Berbusa

PB IDI Investigasi Kasus Dokter di Nabire Tewas dengan Mulut Berbusa

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Minggu, 12 Mar 2023 13:35 WIB
PB IDI Investigasi Kasus Dokter di Nabire Tewas dengan Mulut Berbusa
PB IDI masih terus menginvestigasi kematian dr Mawartih di Nabire, Papua. (Foto ilustrasi: iStock)
Jakarta -

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyampaikan kabar duka cita atas meninggalnya dokter spesialis paru dr Mawartih Susanty, SpP. Ia ditemukan meninggal dunia di rumah dinasnya di daerah RSUD Nabire, Papua, pada Kamis (9/3/2023) dengan kondisi mulut berbusa.

Menanggapi ini, Ketua PB IDI dr Mohammad Adib Khumaidi, SpOT, mengatakan peristiwa tersebut meninggalkan duka yang mendalam bagi seluruh anggota IDI. Saat ini, jenazah dr Mawartih tengah diautopsi atas izin keluarga.

"PB IDI sudah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Ketua IDI Cabang Nabire dan Ketua IDI Wilayah Papua dan akan terus mengawal investigasi penyebab kematian almarhumah dr Mawartih," jelas dr Adib dalam pernyataan resminya yang diterima detikcom, Sabtu (11/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mengenai informasi penyebab kematian yang beredar di media dan sosial media, kami meminta seluruh pihak untuk menunggu pengumuman hasil autopsi untuk menghindari misinformasi," sambungnya.

Berkaca dari kasus tersebut, PB IDI mengingatkan perihal jaminan keamanan dan keselamatan, khususnya untuk dokter yang bertugas di tanah Papua. PB IDI meminta kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta seluruh aparat keamanan di daerah, terutama di wilayah konflik, untuk memberikan jaminan keamanan dan keselamatan pada para tenaga kesehatan yang bertugas di sana.

ADVERTISEMENT

"Hal penting untuk mengatasi kendala dalam pemerataan dokter terutama dokter spesialis di daerah adalah belum ada jaminan keselamatan dan keamanan bagi para tenaga kesehatan yang bertugas, terutama di wilayah konflik. Selain itu, pemerintah juga perlu memperbaiki infrastruktur termasuk akses menuju fasilitas kesehatan sehingga baik tenaga kesehatan dokter maupun masyarakat bisa mengakses layanan kesehatan dengan lebih baik," terang dr Adib.

PB IDI akan selalu menjadi mitra strategis pemerintah untuk mendorong berkembangnya layanan kesehatan di Indonesia. Namun kendala pemerataan dokter spesialis di daerah terutama wilayah terpencil akan sulit diatasi, apabila hal-hal seperti jaminan keamanan dan keselamatan serta akses infrastruktur tidak diperbaiki oleh pemerintah.

Sebelumnya, pada tahun 2019 ada dr Soeko yang meninggal dunia saat peristiwa kerusuhan Wamena. Selain itu, terjadi kekerasan pada sejumlah tenaga kesehatan dan penyerangan pada fasilitas kesehatan di Pegunungan Bintang, Papua, pada tahun 2021.




(sao/kna)

Berita Terkait