Boleh Lega, Kebangkitan Virus 'Zombie' Disebut Tak Mengancam Manusia

Boleh Lega, Kebangkitan Virus 'Zombie' Disebut Tak Mengancam Manusia

Charina Elliani - detikHealth
Senin, 13 Mar 2023 19:02 WIB
Boleh Lega, Kebangkitan Virus Zombie Disebut Tak Mengancam Manusia
Pemanasan global dan krisis iklim ternyata memiliki dampak besar, yaitu menghidupkan kembali virus-virus 'zombie' yang telah terkubur puluhan ribu tahun. (Foto: Getty Images/iStockphoto/ktsimage )
Jakarta -

Ditemukan lapisan beku yang terdiri atas virus, bakteria, dan spora jamur yang terpendam di bawah tanah. Seiring dengan bertambah panasnya bumi, lapisan yang telah terpendam ribuan tahun ini 'hidup' kembali.

Dikutip dari State of Planet, permafrost adalah lapisan beku yang terdiri atas tanah, batuan, dan sedimen yang terikat oleh unsur es. Lapisan ini biasanya ditemukan di Greenland, Alaska, Rusia, China, hingga Eropa Timur.

Pemanasan global mengancam lapisan beku ini untuk mencair dan menimbulkan kekhawatiran atas dampak yang mungkin muncul terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sebuah studi baru, para peneliti mengisolasi 13 jenis virus yang didapatkan dari tujuh sampel permafrost dan dua sampel air dari sungai Siberia. Kemudian, virus-virus ini ditularkan pada sel amoeba sebagai bahan percobaan. Meski dipercayai sudah berusia 48.000 tahun, sejumlah virus tersebut masih mampu bereaksi terhadap sel amoeba, membuat sel-sel amoeba ini pecah dan mengeluarkan partikel virus segar.

Jean-Michel Claverie, salah seorang peneliti dalam studi ini dan seorang profesor emeritus bidang medis dan genom dari Aix-Marseille University School of Medicine, mengungkap bahwa virus-virus yang mereka 'hidupkan kembali' bukan jenis virus yang berbahaya dan hanya menginfeksi amoeba.

ADVERTISEMENT

"Namun, keberadaan mereka dan kemampuan infeksi mereka menunjukkan bahwa virus 'purba' ini masih memiliki potensi menginfeksi hewan atau manusia," jelas Claverie lebih lanjut.

Lebih lanjut, para peneliti menjelaskan bahwa risiko terbesar dari bangkitnya kembali apa yang mereka sebut sebagai virus zombie ini adalah munculnya virus-virus baru yang tak dikenali sebelumnya, seperti pada masa awal COVID-19.

Bila salah satu serpihan virus ini berhasil bangkit dan menginfeksi manusia, dibutuhkan vaksinasi untuk memberikan perlindungan. Sama seperti COVID-19, bakteri-bakteri ini juga memiliki potensi untuk menyebar dengan cepat melalui populasi yang tak memiliki imunitas yang cukup baik, sehingga dapat memicu kemungkinan terjadinya pandemi baru.

Jenis-jenis virus baru ini membutuhkan penelitian lebih dalam untuk menentukan risiko bahaya yang dapat ditimbulkan dan untuk mengembangkan vaksin yang dibutuhkan.

Mengingat bahwa penelitian ini dijalankan dengan berkolaborasi dengan tim ilmuwan di Rusia, saat ini, Claverie mengaku penelitiannya sedang terhambat akibat konflik politik yang terjadi, yaitu Perang Ukraina-Rusia. Claverie dan tim masih terus melanjutkan penelitian dengan sampel yang sudah mereka miliki.

"Kami percaya poin utamanya adalah jenis virus apapun dapat bertahan di permafrost," katanya.




(kna/kna)

Berita Terkait