Benarkah Kopi Bisa Bikin Tubuh Langsing? Begini Faktanya

Benarkah Kopi Bisa Bikin Tubuh Langsing? Begini Faktanya

Charina Elliani - detikHealth
Kamis, 16 Mar 2023 05:00 WIB
Benarkah Kopi Bisa Bikin Tubuh Langsing? Begini Faktanya
Apakah kopi bisa menjadi pelangsing? Foto: Getty Images/izusek
Jakarta -

Berdasarkan sejumlah riset, kadar kafein pada darah yang tinggi dapat membantu menjaga tubuh tetap langsing dan menurunkan risiko seseorang terhadap penyakit diabetes. Sebuah studi baru menemukan bahwa kemampuan tubuh memetabolisme kafein bisa berdampak pada berat badan.

Ilmuwan klinis di Imperial College London, Dr Dipender Gill menjelaskan bahwa studi tersebut melihat pada unsur genetik, menjadikan hasil temuannya semakin kokoh. Ia menyebut bahwa 95 persen kafein dalam tubuh melalui proses metabolisme oleh sebuah enzim.

"Jadi variasi genetik ini membuat orang bisa memetabolisme kafein secara lebih cepat atau lebih lambat. Kami menemukan bahwa mereka dengan metabolisme lebih lambat memiliki kadar kafein pada darah yang lebih tinggi," jelas Gill, dikutip dari Independent.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan mereka dengan kadar kafein pada darah yang lebih tinggi memiliki indeks massa tubuh dan risiko terhadap diabetes yang lebih rendah," lanjutnya.

Gill menilai, orang dengan kadar plasma kafein yang lebih rendah memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap diabetes dan rata-rata memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi.

ADVERTISEMENT

Meski begitu, Gill juga menekankan bahwa penemuannya tersebut tetap membutuhkan riset-riset lebih lanjut untuk melihat dengan pasti dampak dari mengonsumsi kopi terhadap bobot tubuh seseorang.

"Tentunya orang tidak seharusnya mulai mengonsumsi lebih banyak kopi atau teh untuk mencoba menurunkan berat badan. Hal ini karena kopi, teh, dan kafein juga bisa memiliki efek lainnya," pungkas Gill.

Ia juga mengatakan bahwa konsumsi kafein yang berlebih bisa menimbulkan sejumlah efek tertentu pada sebagian orang, seperti susah tidur dan mengalami palpilasi atau jantung berdebar. Karenanya, penemuannya ini tidak seharusnya dijadikan patokan untuk mengubah gaya hidup dengan mengonsumsi banyak kafein sebelum adanya riset pendukung lebih lanjut.




(suc/suc)

Berita Terkait