Kepala Onsen Jepang Diduga Bunuh Diri, Sempat Ketahuan Ganti Air 2 Kali Setahun

Round Up

Kepala Onsen Jepang Diduga Bunuh Diri, Sempat Ketahuan Ganti Air 2 Kali Setahun

Charina Elliani - detikHealth
Kamis, 16 Mar 2023 05:30 WIB
Kepala Onsen Jepang Diduga Bunuh Diri, Sempat Ketahuan Ganti Air 2 Kali Setahun
Ilustrasi onsen yang ada di Jepang. Foto: (iStock)
Jakarta -

Kepala penginapan kelas atas Daimaru Besso di Jepang, Makoto Yamada, ditemukan tewas di celah gunung Kota Chikushino, Prefektur Fukuoka, pada Minggu (12/3/2023). Pihak kepolisian menduga Makoto meninggal akibat bunuh diri.

Dugaan ini timbul setelah pihak kepolisian menemukan sebuah catatan permintaan maaf di dalam mobilnya yang terparkir tak jauh dari lokasi jasad. Dalam surat tersebut, ia menyampaikan permohonan maaf dan mengaku bertanggung jawab atas segala kesalahan yang ia perbuat.

"Saya sangat menyesal. Saya merasa bertanggung jawab secara moral atas segalanya. Tolong urus sisanya," demikian bunyi catatan yang ditemukan polisi di mobil Makoto Yamada, dikutip dari The Straits Times, Rabu (15/3/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum kematiannya, Makoto Yamada dituding hanya mengganti air dari pemandian air panas miliknya sebanyak dua kali dalam setahun. Hal ini melanggar aturan perundang-undangan yang berlaku di Jepang yang mengharuskan untuk mengganti air secara berkala setiap minggunya.

Dari hasil inspeksi, ditemukan adanya tingkat bakteri Legionella pada air di pemandian tersebut yang bertambah hingga mencapai 3.400 kali lipat dari batas yang seharusnya.

ADVERTISEMENT

Meski telah ditegur oleh pihak berwenang, Yamada mengaku telah membuat laporan palsu, mengklaim bahwa pihaknya telah menambahkan jumlah klorin sesuai dengan regulasi yang berlaku.

"Saya memberi tahu staf saya bahwa tidak apa-apa untuk tidak mengganti air mandi karena lebih sedikit orang yang menggunakannya," ungkapnya.

Melalui konferensi pers, Yamada mengungkap alasannya melakukan pelanggaran tersebut. Ia mengatakan bahwa penginapannya lalai menjaga kebersihan karena bau klorin dan zat pembersih yang tidak enak.

Selain itu, menurunnya jumlah pengunjung akibat pandemi COVID-19 juga menjadi faktor mengapa Yamada memilih untuk tidak mengganti air di tempat pemandiannya itu.




(vyp/vyp)

Berita Terkait