Heboh kabar Jepang dilanda resesi seks. Imbas banyak warganya ogah menikah, angka kelahiran bayi anjlok. Nasib serupa dialami oleh Korea Selatan yang baru saja mencatat rekor angka perkawinan terendah tahun lalu. Sebelumnya, negara tersebut telah mengalami penurunan tingkat kesuburan yang suram.
Mengacu pada data dari Kantor Statistik Nasional, Kamis (16/3/2023), tingkat pernikahan di Korea Selatan per seribu orang menurun dari 3,8 pada 2021 menjadi 3,7 pada 2022. Sekitar 191.700 pernikahan terjadi pada 2022, turun sebesar 0,4 persen dari tahun sebelumnya.
Diketahui, banyaknya warga Korea Selatan yang tidak ingin menikah menjadi peringatan bahwa tingkat kesuburan terendah bisa semakin anjlok lebih jauh lagi. Perkawinan dan kesuburan berkaitan erat di Korea, dengan kasus kelahiran di luar nikah masih sering terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imbas kondisi tersebut, kesuburan yang rendah berisiko mengancam produktivitas di Korea Selatan lantaran jumlah tenaga kerjanya menyusut dan angka konsumsi menurun. Pemerintah telah memperkenalkan serangkaian langkah untuk mendorong lebih banyak kelahiran dalam upaya membalikkan tren tersebut.
Dikutip dari Japan Times, kebijakan di antaranya berupa pemberian tunjangan bulanan tiga kali lipat untuk orang tua oleh Presiden Yoon Suk Yeol, yang menjabat tahun lalu.
Diduga, ada banyak faktor di balik keengganan warga Korea Selatan untuk menikah. Mulai dari tingginya biaya perumahan, hingga sulitnya membesarkan anak. Faktor lain yang sering disorot juga berupa ketegangan gender.
(vyp/vyp)











































