Kondisi Terkini David Diungkap Sang Ayah, Bisa Sefatal Apa Risiko Trauma Saraf?

Kondisi Terkini David Diungkap Sang Ayah, Bisa Sefatal Apa Risiko Trauma Saraf?

Vidya Pinandhita - detikHealth
Kamis, 23 Mar 2023 15:00 WIB
Kondisi Terkini David Diungkap Sang Ayah, Bisa Sefatal Apa Risiko Trauma Saraf?
Kondisi terkini David Ozora pasca menjadi korban penganiayaan oleh Mario Dandy. Foto: Twitter Alissa Wahid
Jakarta -

Ayah David Ozora, Jonathan Latumahina, mengabarkan anaknya terus mengalami perbaikan kondisi pasca menjadi korban penganiayaan oleh Mario Dandy, anak eks pejabat pajak. Melalui akun Twitternya, Jonathan menyebut putranya itu berisiko mengalami kerusakan permanen imbas trauma di sistem saraf.

"David sedang berjuang mengembalikan semua yang dia pernah punya melalui pendengarannya yang semakin progres, walau matanya belum baik responnya, saat ini perjuangan dia adalah untuk kesadaran kognitif. Mencoba mendengar dan memahami perintah sederhana," ungkap Jonathan melalui akun Twitter resminya, Selasa (21/3/2023).

"Ada trauma yang sangat dalam pada sistem sarafnya, yang potensinya bisa permanen kerusakannya. Namun melihat perkembangan dan kemajuannya sampai saat ini, semua potensi dan gejala sisa ini menumbuhkan optimisme kesembuhan," sambungnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Petinggi GP Ansor itu menjelaskan, David mengalami kerusakan berat pada saraf otak. David juga kini bernapas melalui trakeostomi dengan luka lubang di kerongkongan dan infus di vena besar bahu kiri, serta selang NGT untuk makan dan minum.

Sefatal Apa Efek Cedera di Saraf?

Dikutip dari laman Mayo Clinic, saraf perifer bekerja mengirim pesan dari otak dan sumsum tulang belakang ke seluruh tubuh. Saraf ini membantu tubuh melakukan hal-hal seperti merasakan kaki dingin, dan menggerakan otot-otot untuk berjalan.

ADVERTISEMENT

Saraf perifer bersifat rapuh dan mudah rusak. Cedera saraf dapat memengaruhi kemampuan otak untuk berkomunikasi dengan otot dan organ. Maka dari itu, sangat penting untuk seseorang dengan cedera saraf perifer mendapatkan penangan medis sesegera mungkin. Pasalnya, diagnosis dan pengobatan dini dapat menekan risiko komplikasi dan kerusakan permanen.

Orang dengan cedera saraf tepi bisa mengalami gejala yang berkisar dari ringan hingga sangat berat. Tingkat keparahan gejala seringkali bergantung pada serabut saraf mana yang rusak.

1. Saraf motorik

Saraf ini bekerja mengatur semua otot di bawah kendali kesadaran, seperti yang digunakan untuk berjalan, berbicara, dan memegang benda. Kerusakan saraf ini biasanya berkaitan dengan kelemahan otot, kram yang menyakitkan, dan kedutan otot yang tidak terkendali.

2. Saraf sensorik

Karena saraf ini bekerja menyampaikan informasi tentang sentuhan, suhu, dan nyeri, seseorang dengan cedera saraf sensorik bisa mengalami berbagai gejala. Mulai dari mati rasa atau kesemutan di tangan atau kaki, kesulitan merasakan rasa sakit atau perubahan suhu, berjalan, atau menjaga keseimbangan dengan mata tertutup.

3. Saraf otonom

Saraf ini bekerja mengatur aktivitas yang tidak dikendalikan secara sadar, seperti pernapasan, fungsi jantung dan tiroid, serta mencerna makanan. Gejala mungkin berupa keringat berlebih, perubahan tekanan darah, ketidakmampuan untuk mentolerir panas dan gejala gastrointestinal.

Halaman 3 dari 2
(vyp/suc)

Berita Terkait