Selama bulan Ramadan, seluruh umat Islam diharuskan untuk menahan lapar, haus, dan nafsu. Namun, bagi mereka yang mengidap asam lambung, penting untuk memperhatikan ciri-ciri asam lambung naik saat puasa. Pasalnya, kondisi tersebut bisa saja kambuh karena melewatkan waktu makan.
Adapun asam lambung yang naik atau disebut gastroesophageal reflux disease (GERD) biasanya terjadi saat asam lambung berulang kali naik ke kerongkongan. Hal ini dapat menyebabkan iritasi lapisan pada kerongkongan. Asam lambung biasanya akan naik ketika seseorang mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Maka dari itu, penting untuk memperhatikan makanan yang dikonsumsi ketika berbuka dan sahur.
"Prinsipnya pada waktu sahur jangan terlalu makan makanan yang terlalu merangsang. Jadi, usahakan jangan terlalu pedas, terlalu berminyak, kemudian kopi," ungkap dr Aru Ariadno, SpPD KGEH dari RS Brawijaya Depok ketika ditemui detikcom, Selasa (21/3/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ciri-ciri Asam Lambung Naik saat Puasa
Beberapa gejala asam lambung naik di antaranya:
- Sensasi terbakar di dada
- Regurgitasi makanan atau cairan asam
- Nyeri perut bagian atas atau dada
- Sensasi benjolan di tenggorokan
- Batuk yang berkelanjutan
- Radang pita suara
- Muncul asma atau asma memburuk
Gejala-gejala ini biasanya muncul setelah makan berat, saat membungkuk atau mengangkat suatu benda, saat berbaring, terutama telentang. Sering kali, gejala ini muncul pada malam hari. GERD malam hari juga menghasilkan rasa sakit yang paling parah.
Karenanya, pengidap asam lambung disarankan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat seperti sayuran dan buah. Selain baik untuk mencegah asam lambung, makanan tinggi serat juga dapat membantu menahan lapar saat berpuasa.
Ketika sahur, konsumsi makanan yang mudah dicerna dan tidak mengandung gas atau lemak tinggi. Selain itu, hindari pula makanan yang mengandung minyak berlebih.
Selain menjaga pola makan, terdapat beberapa cara yang dapat menghindari naiknya asam lambung, di antaranya:
1. Tidur miring ke kiri
Dikutip dari Healthline, beberapa penelitian menemukan bahwa tidur miring ke kanan dapat memperburuk gejala refluks di malam hari. Dengan berbaring ke kiri, maka paparan asam di kerongkongan dapat menurun hingga 71 persen.
Hal ini berhubungan pula dengan anatomi. Kerongkongan ada di sisi kanan perut. Akibatnya, sfingter esofagus bagian bawah berada di atas tingkat asam lambung ketika seseorang tidur miring ke kiri.
2. Menjaga berat badan
Diafragma adalah otot yang terletak di atas perut. Biasanya, diafragma secara alami memperkuat sfingter esofagus bagian bawah yang mencegah asam lambung dalam jumlah berlebihan bocor ke kerongkongan.
Namun, jika seseorang memiliki kelebihan lemak perut, tekanan di perut bisa menjadi sangat tinggi sehingga sfingter esofagus bagian bawah terdorong ke atas dan menjauh dari penyangga diafragma. Kondisi ini dikenal sebagai hernia hiatus, yang menjadi penyebab utama GERD.
3. Jangan minum kopi terlalu banyak
Penelitian menemukan bahwa kopi dapat melemahkan sfingter esofagus bagian bawah sehingga meningkatkan risiko refluks asam. Beberapa bukti juga menunjukkan bahwa kafein bisa menjadi penyebab asam lambung naik.
(suc/suc)











































