Dihantui 'Resesi Seks', Separah Ini Kondisi Kondisi Populasi Anjlok di Jepang

Terpopuler Sepekan

Dihantui 'Resesi Seks', Separah Ini Kondisi Kondisi Populasi Anjlok di Jepang

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Minggu, 26 Mar 2023 06:00 WIB
Dihantui Resesi Seks, Separah Ini Kondisi Kondisi Populasi Anjlok di Jepang
Parahnya kondisi populasi anjlok di Jepang akibat 'resesi seks'. (Foto ilustrasi: David Mareuil/Getty Images)
Jakarta -

Penurunan populasi yang terjadi di Jepang semakin mengkhawatirkan. Lebih dari 90 persen pemimpin daerah di negara tersebut menganggap itu sebagai masalah yang serius.

Dari survei nasional yang dilakukan The Yomiuri Shimbun menjelang pemilihan lokal terpadu pada April 2023, 60 persen pemimpin mengutip program dukungan pengasuhan anak dan langkah-langkah untuk mengatasi penurunan populasi sebagai masalah utama dalam pemilu mendatang. Mereka menyoroti angka kelahiran di Jepang yang rendah adalah masalah kronis yang mendesak.

Kuesioner dari survei tersebut dikirimkan kepada kepala 47 prefektur termasuk Tokyo, serta pemimpin dari 1.741 kota, distrik, dan kotamadya lainnya pada Februari lalu. Hasilnya, mereka menganggap penurunan populasi di wilayahnya sebagai hal yang serius. Survei mencatat:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

  • Sebanyak 65 persen di antaranya menggambarkan situasi sebagai 'sangat serius'
  • Sebanyak 26 persen menyebut situasi penurunan populasi ini 'agak serius'

Kondisi penurunan populasi di Jepang ini dipengaruhi berbagai alasan, salah satunya karena rendahnya angka kelahiran. Namun, angka kelahiran ini sulit ditingkatkan karena berbagai hal.

Para responden menyebut itu disebabkan kurangnya tempat kaum muda dan perempuan untuk bekerja. Selain itu, eksodus generasi muda yang tidak terbendung untuk mencari pekerjaan atau pendidikan.

ADVERTISEMENT

"Upah rendah dan lingkungan kerja yang tidak stabil menjadi penyebab eksodus kaum muda dari pedesaan serta menurunnya motivasi masyarakat untuk memiliki anak," kata peneliti senior di Japan Research Institute, Ltd, Takumi Fujinami, dikutip dari The Japan News, Sabtu (25/3/2023).

"Penting untuk menciptakan pekerjaan berkualitas tinggi di daerah regional," lanjutnya.

NEXT: Strategi yang dilakukan pemerintah Jepang

Terkait kondisi ini, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan pihaknya tengah memprioritaskan upaya untuk mengatasi anjloknya angka kelahiran. Salah satunya, ia berjanji akan memperluas tunjangan anak dan meningkatkan jumlah laki-laki yang mengambil cuti pengasuhan anak.

Ia memprediksi, pada 2030, jumlah anak muda di Jepang hanya akan ada setengah dari jumlah saat ini.

"Pada tahun 2030-an, populasi muda di Jepang akan menurun dua kali lipat dari angka saat ini. Enam hingga tujuh tahun ke depan akan menjadi kesempatan terakhir untuk membalikkan angka kelahiran yang menurun," ungkap Kishida dikutip dari Japan Today.

Pada 2022, angka bayi yang baru lahir di Jepang turun ke rekor terendah baru selama tujuh tahun berturut-turut. Untuk pertama kalinya, angkanya mencapai di bawah 800.000 kelahiran sejak pencatatan dimulai pada 1899.

Pada dasarnya, konsep 'resesi seks' diartikan sebagai penurunan frekuensi berhubungan seks yang berimbas pada penurunan jumlah anak. Namun, resesi seks bukanlah salah satu-satunya pemicu penurunan angka kelahiran.

Ada beberapa faktor lainnya berupa pilihan untuk childfree, keberhasilan program keluarga berencana, atau kebijakan perencanaan kehamilan yang menurunkan angka kelahiran di suatu wilayah.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Video: Merebaknya 'Rokok Zombie' di Jepang, Picu Kejang-Hilang Kesadaran"
[Gambas:Video 20detik]
(sao/vyp)

Berita Terkait