Bagi orang muslim, menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan adalah hal yang wajib. Menahan diri dari rasa lapar dan haus selama belasan jam, tentu menjadi tantangan tersendiri bagi yang menjalaninya.
Tetapi, untuk pengidap asam lambung dan GERD, tentu akan was-was dengan kondisi tidak makan selama belasan jam. Namun, dikemukakan oleh dr. Rusiawati, Sp.PD, bahwa menjalani ibadah puasa tentu akan mengalami masa adaptasi di minggu-minggu pertama. Maka, sangat diwajarkan jika mengalami keluhan pada pasien tersebut.
"Kita berpuasa sebulan penuh. Di minggu pertama biasanya masa adaptasi, yang selama ini kita makan 3 kali, 4 kali, ngemil-ngemil, akhirnya menjadi hanya (makan) ketika sahur dan berbuka. Tentu tubuh perlu penyesuaian," ungkapnya dalam program e-Life pada Jumat (24/03/2023) lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sangat wajar apabila pada minggu pertama mungkin ada keluhan. Maka kita lihat kembali, kalau keluhannya ringan, bisa dibantu dengan minum obat maag. Hindari makanan-makanan yang mencetuskan gejala sakit maag. Pelan-pelan tubuh akan menyesuaikan," pungkasnya.
Dijelaskan lebih lanjut, bahwa berpuasa sebenarnya hal yang baik untuk pengidap GERD. Di mana ketika berpuasa, jam makan jadi lebih teratur. Dan memberikan kesempatan untuk lambung bisa beristirahat.
"Berpuasa itu baik sebenarnya buat pasien GERD. Karena pada saat puasa, kita makannya teratur. Makan disaat sahur dan berbuka itu sudah ada jamnya, nah itu sebenarnya baik buat kondisi lambung," papar dr. Rusiawati, Sp.PD.
"Pada saat kita berpuasa, maka lambung punya kesempatan beristirahat dan memulihkan atau menyembuhkan dirinya (lambung)," lanjutnya.
(mjt/mjt)










































