Kasus COVID-19 kembali melonjak hingga 437 persen, dengan kasus kematian yang mencapai 114 persen dalam 28 hari terakhir. Diyakini, varian baru Omicron XBB.1.16 menjadi salah satu biang keroknya.
Tim investigasi dari departemen kesehatan di Maharashtra, India, menganalisis 42 pasien yang terinfeksi COVID-19 varian XBB.1.16. Ditemukan sekitar 11 pasien yang terinfeksi sudah mendapatkan vaksin dosis ketiga atau booster.
Ini membuktikan mereka yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap masih bisa terinfeksi. Namun, dari analisis tersebut para ahli menyatakan bahwa varian tersebut tidak menyebabkan penyakit yang parah dan memicu gejala yang mirip dengan varian Omicron sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang penting, penelitian ini tidak menemukan indikasi bahwa XBB.1.16 menyebabkan penyakit parah," kata kepala mikrobiologi dan perwakilan dari pengurutan genom di BJ Medical College yang melakukan penelitian tersebut, Dr Rajesh Karyakarte dikutip dari Times of India.
Dari 42 pasien, sebanyak 39 di antaranya memiliki gejala yang jelas dan tiga orang lainya tidak menunjukkan gejala. Gejala yang paling umum terjadi antara lain:
- Demam
- Batuk
- Pilek
- Nyeri otot
- Sesak napas
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
Dari 39 pasien, 27 di antaranya hanya membutuhkan perawatan di rumah dan 12 lainnya membutuhkan rawat inap.
"Dua dari 12 pasien yang rawat inap adalah insidental, dirawat karena alasan selain COVID-19. Satu dirawat karena operasi caesar dan yang lainnya dirawat karena nyeri di perut," jelas Dr kata Karyakarte.
"Empat pasien yang dirawat di rumah sakit memerlukan terapi oksigen untuk pemulihan," lanjutnya.
Melihat hasil penelitian tersebut, Dr Karyakarte mengatakan bahwa mutasi pada XBB.1.16 ini memberikan kemampuan kekebalan yang signifikan dari antibodi yang dihasilkan setelah infeksi pra-Omicron. Namun, secara keseluruhan gejala dari XBB.1.16 ini masih mirip dengan penyakit ringan yang dipicu oleh varian Omicron lainnya.
Meski orang-orang yang sudah divaksin lengkap masih bisa terinfeksi varian ini, Dr Karyakarte tetap mengimbau masyarakat untuk tetap menjalankan protokol COVID-19 dan segera divaksinasi.
"Beberapa pasien dalam penelitian ini terinfeksi meski sudah diberi dosis ketiga atau dosis pencegahan. Namun hasilnya menunjukkan bahwa booster telah membantu mengurangi keparahan penyakit," katanya.
(sao/kna)











































