Gelombang keracunan massal yang melanda siswi di Iran terjadi lagi. Kali ini, puluhan siswi itu dilarikan ke rumah sakit di pinggiran Teheran pada Sabtu (8/4/2023).
Dikutip dari Middle East Monitor, pejabat di wilayah Pardis, bagian timur laut Teheran, mengatakan siswi di Khayyam Girls School mengeluh tidak sehat setelah terjadi ledakan granat rakitan.
Bau yang keluar dari ledakan tersebut membuat para siswi pusing. Setidaknya ada 15 siswi harus dibawa ke rumah sakit setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari laporan yang ada, beberapa di antaranya mengalami gejala 'stres' yang disebabkan oleh ledakan tersebut. Namun, semua siswi kini telah keluar dari rumah sakit dan penyelidikan tengah dilakukan.
Dalam insiden lain yang dilaporkan di Kota Ardabil pada Sabtu (8/4), dari video yang viral di media sosial menunjukkan sebuah ambulans berada di luar sekolah perempuan.
Masih pada hari yang sama, dokter di Pusat Darurat Medis Ardabil mengatakan ada beberapa siswa yang mengeluh gejala seperti kecemasan, kesulitan bernapas, hingg sakit kepala. Sebagian dari siswi itu masih menerima perawatan di rumah sakit.
Laporan keracunan ini juga muncul di dua sekolah perempuan lainnya yang berada di Provinsi Khuzestan pada hari yang sama. Sejumlah siswi yang mengalami gejala keracunan langsung dilarikan ke rumah sakit untuk menerima perawatan.
Awal Kasus Keracunan Berantai
Kasus pertama keracunan berantai ini dilaporkan pada November 2022 lalu di pusat Kota Qom. Saat itu, puluhan siswi dirawat di rumah sakit setelah mengeluh mual, sakit kepala, kesulitan bernapas, batuk, dan nyeri tubuh.
Penyakit misterius itu terus menyebar ke kota-kota lain, termasuk Teheran. Hingga 20 Maret 2023, tercatat setidaknya ada 1.200 siswi telah dirawat di rumah sakit setelah mengeluhkan gejala terkait keracunan. Beberapa laporan menyebut angka rawat inap lebih tinggi.
Namun, kasus keracunan berantai ini kembali dilaporkan lagi sejak minggu lalu di Tarbiz dan Qom. Di Tabriz, sedikitnya 20 siswi dibawa ke rumah sakit setelah mengeluhkan masalah pernapasan.
Sementara di Qom, setidaknya tujuh siswa dirawat di rumah sakit karena sakit kepala dan pusing akibat bau karet yang terbakar. Kasus serupa juga dilaporkan di provinsi Kerman tenggara pekan lalu dengan setidaknya sembilan siswi dirawat di rumah sakit dan 10 lainnya menerima perawatan di rumah mereka di kota Bardsir.
(sao/naf)











































