Kasus COVID-19 di Indonesia mendadak ngegas lagi. Pada 11 April 2023, tercatat ada 944 kasus baru COVID-19 yang sebelumnya pada 10 April, hanya 494 kasus.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi menyebut, penyebab kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia bukan karena varian baru Arcturus atau XBB 1.16 seperti di India, melainkan karena protokol kesehatan yang sudah tidak ketat dilaksanakan.
"Dan masyarakat cenderung tidak tes sehingga kalau merasa batuk pilek, istirahat, dan merasa sembuh," ucapnya saat dihubungi detikcom, Selasa (11/4/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faktor-faktor tersebutlah menurut dr Nadia yang kemudian menjadi sumber penularan ke orang lain.
Antisipasi Lonjakan Kasus COVID-19 RI
Menurut dr Nadia, pemerintah akan terus menghimbau masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi booster. Hal ini berguna untuk mencegah terjadinya perburukan gejala hingga kematian imbas COVID-19.
"Kalau sampai saat ini belum ada ya (varian baru)," tuturnya.
"Kita tetap menghimbau untuk segera vaksin booster," lanjutnya lagi.
Menurut pemberitaan sebelumnya, beberapa negara termasuk India mengalami lonjakan kasus COVID-19. Para ahli menduga lonjakan tersebut disebabkan akibat subvarian Omicron XBB 1.16 alias varian Arcturus. Meskipun demikian, sampai saat ini varian tersebut masih belum terdeteksi di Indonesia.
(suc/suc)











































