Kronologi Penis Pria di NTB Patah gegara Tertekuk saat Bercinta Akibat Gaya Ini

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Rabu, 12 Apr 2023 09:01 WIB
Seorang pria di NTB mengalami penis patah saat bercinta bersama pasangan dengan posisi seks yang dikenal berisiko. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Andrii Zastrozhnov)
Jakarta - Seorang pria di Nusa Tenggara Barat, Indonesia, tanpa disebutkan namanya mengalami penis patah setelah tertekuk saat bercinta dengan posisi yang dikenal berisiko.

Pria berusia 37 tahun itu datang ke rumah sakit dengan keadaan penisnya sudah membengkak, berdarah, hingga memar seperti 'terong'. Menurut pengakuan pria tersebut, dirinya mendengar suara retak yang keras saat berhubungan seks dengan posisi cowgirl terbalik atau wanita berada di atas dan membelakangi pasangannya.

Posisi tersebut memang dikenal sangat berbahaya lantaran dapat melukai penis yang sedang ereksi. Meski tak ada tulang di penis, namun posisi itu dapat mencederainya atau disebut 'patah tulang'.

Anatomi ereksi didasarkan pada dua tabung spons yang diisi dengan darah dan mengeras, serta selubung fibrosa yang kuat mengelilinginya atau disebut tunica albuginea.

Ketika tunica albuginea, yang sebagian besar terbuat dari kolagen, berada di bawah tekanan yang ekstrem, ia dapat patah dan menyebabkan penis bengkok.

Setelah mendengar bunyi retakan yang keras, pria berusia 37 tahun itu mengalami gejala sakit yang parah, kehilangan ereksi, hingga mengeluarkan darah dari penisnya. Bahkan, ia juga tak mampu untuk buang air kecil.

Hingga akhirnya ia memutuskan untuk ke rumah sakit dan dokter pun langsung membawanya untuk operasi.

"Sayatan melingkar subkoronal dilakukan untuk menghilangkan sarung tangan penis. Pecahnya tunica albuginea ditemukan meluas ke kedua corpora cavernosum di midshaft penis dan cedera uretra," demikian bunyi keterangan dari jurnal yang dipublish di National Library of Medicine.

"Tes ereksi buatan setelah pecah diperbaiki, menunjukkan tidak ada kebocoran dan kelengkungan penis. Rekonstruksi dilakukan dengan penjahitan kulit pada glans penis. Penis ditutup dengan perban pada akhir prosedur," sambung lagi.

Setelah menjalani perawatan intensif, pada janji temu beberapa minggu kemudian, dokter mencatat bahwa penis pria itu 'dalam kondisi baik', dia bisa ereksi dan buang air kecil secara normal.

Sebagaimana diketahui, hanya ada sekitar 16 kasus cedera yang terdokumentasi per tahun di seluruh dunia sejak 1925. Adapun kondisi penis patah lebih berisiko dialami oleh pria berusia 40 tahun ke atas.



Simak Video "Kenali Risiko Kanker Penis pada Pria Dewasa"


(suc/naf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork