Jepang sedang menghadapi masalah krisis populasi yang besar. Ada banyak faktor yang menyebabkan angka kelahiran di Jepang menurun.
Salah satunya yang menjadi sorotan adalah gaya hidup hikikomori yang dilakukan oleh banyak warga Jepang. hikikomori merupakan fenomena gaya hidup yang dilakukan seseorang dengan mengisolasi diri di rumah setidaknya selama 6 bulan.
Sebagian orang hanya keluar untuk membeli kebutuhan sehari-hari, dan sebagian lainnya tidak meninggalkan kamar tidur sama sekali. Hingga saat ini, diperkirakan sudah ada hampir 1,5 juta warga Jepang yang menjalani gaya hidup hikikomori.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fenomena ini juga ditandai dengan sindrom penarikan sosial, depresi, stres, dan kecemasan yang berkepanjangan. Adapun lebih lanjut, gaya hidup ini juga semakin marak pasca pembatasan sosial saat pandemi COVID-19.
Dari survei yang dilakukan pada 12.249 responden, tercatat ada 2 persen orang yang berusia 15 sampai 64 tahun yang menjalani gaya hidup hikikomori. Dari survei tersebut juga terlihat peningkatan pelaku hikikomori yang berusia 15 sampai 39 tahun.
Dengan persentase tersebut, diperkirakan saat ini ada 1,46 juta orang yang melakukan gaya hidup hikikomori di Jepang. Dikutip dari CNN, ada beberapa hal yang menyebabkan warga di Jepang memilih untuk melakukan hikikomori.
Alasan yang umum adalah kehamilan, kehilangan pekerjaan, sakit, pensiun, dan hubungan interpersonal buruk yang juga diperparah oleh pandemi COVID-19.
Adapun selain beberapa hal tersebut, penelitian menunjukkan bahwa pengalaman traumatis akan rasa malu hingga kegagalan juga dilaporkan sebagai pemicu budaya warga Jepang melakukan hikikomori. Misalnya seperti gagal di ujian penting hingga tidak mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.
Ada kemungkinan bahwa nilai-nilai budaya yang ada di Jepang juga menjadi faktor utama masyarakat negeri sakura lebih rentan akan tekanan dan ketakutan akan rasa malu dalam berkehidupan sosial.
Orang-orang yang menjalankan hikikomori cenderung menghindari trauma berulang dengan memilih untuk keluar dari jalur 'normal' yang sudah ditetapkan oleh masyarakat.
(avk/naf)











































