Varian Mi yang Ditarik Taiwan gegara Etilen Oksida, Termasuk Indomie Ayam Spesial

Varian Mi yang Ditarik Taiwan gegara Etilen Oksida, Termasuk Indomie Ayam Spesial

Dinda Zahra Ghaisani Usdi - detikHealth
Rabu, 26 Apr 2023 22:32 WIB
Varian Mi yang Ditarik Taiwan gegara Etilen Oksida, Termasuk Indomie Ayam Spesial
Ilustrasi mi instan. (Foto: iStock)
Jakarta -

Departemen Kesehatan Taipei, Taiwan menarik dua produk mi instan asal Indonesia dan Malaysia dari peredaran. Kedua produk ini dilaporkan mengandung zat karsinogen atau pemicu kanker yang melebihi ambang batas.

Temuan tersebut merupakan hasil inspeksi acak terhadap 30 produk mi instan di supermarket, toko, dan pasar tradisional. Dari produk yang diuji, 25 diimpor dan lima berasal dari dalam negeri.

Hasilnya, satu produk dari Malaysia dan satu dari Indonesia ditemukan mengandung kadar etilen oksida yang berlebihan, paparan yang ditemukan meningkatkan risiko limfoma dan leukemia, serta kanker perut dan payudara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daftar Mi yang Ditarik

Kedua mi yang ditarik adalah merek 'Indomie Rasa Ayam Spesial' dari Indonesia dan 'Ah Lai White Curry Noodles' dari Malaysia.

Pada bumbu mi instan produk Indonesia, ditemukan 0,187 mg/kg etilen oksida. Sementara itu, pada saus mi instan dari Malaysia, ditemukan sebanyak 0,065 mg/kg etilen oksida.

"Pengujian mengungkapkan bahwa etilen oksida terdeteksi pada mie dan paket bumbu dari produk Malaysia, namun hanya pada paket bumbu dari produk Indonesia," kata Departemen Kesehatan Taipei dikutip dari The Star, Selasa (25/4/2023).

ADVERTISEMENT

Menanggapi hal ini, Departemen Kesehatan Taipei memerintahkan supaya produk ini segera ditarik dari rak-rak toko. Selain itu, para importir produk akan dikenakan denda NT$ 60 ribu sampai 200 juta, atau setara dengan Rp29 juta sampai 98 miliar.

Bahaya Etilen Oksida

Berdasarkan penjelasan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, etilen oksida biasanya digunakan untuk pembuatan etilen glikol (antibeku), tekstil, deterjen, pelarut, atau produk lainnya.

Meski begitu, Codex Alimentarius Commission (CAC) sebagai organisasi internasional di bawah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebenarnya belum mengatur batas maksimal residu EtO sehingga aturan di tiap negara berbeda-beda.

Dikutip dari Institut Kanker Nasional, leukemia dan limfoma adalah kanker yang paling sering dikaitkan dengan paparan etilen oksida kronis. Selain itu, etilen oksida juga bisa memicu cacat bawaan pada kelahiran bayi.




(naf/naf)

Berita Terkait